narasi seks, narasi dewasa, narasi mesum, narasi ngentot
Pada awal kami berpacaran, Cindy termasuk juga pelit untuk masalah mesra-mesraan. Jangankan untuk berciuman, minta pegang tangannya saja susahnya minta ampun, gak terbayang deh untuk dapat ngentot dia hehehe…! Walau sebenarnya saya termasuk juga orang yang hypersex, serta saya kerapkali lakukan masturbasi untuk melampiaskan nafsu seksku, sampai saat ini. Saya dapat lakukan masturbasi hingga tiga kali satu hari. Setiap saat fantasi serta gairah seksku datang, pasti kulakukan rutinitas jelekku itu. Tak tahu dikamar mandi memakai sabun, sembari nonton VCD porno serta biasanya sembari tiduran telungkup diatas kasur sembari kugesek-gesekkan penisku. Saya rasakan nikmat tiap-tiap orgasme masturbasi. Back to story, mulai sejak saya serta Cindy resmi jadian, baru dua minggu lalu dia ingin kucium pipinya. Itu juga sesudah lewat perbincangan yang panjang, pada akhirnya ia ingin juga kucium pipinya yang mulus itu, serta saya senantiasa mau rasakan serta mengecup lagi mulai sejak waktu itu.
![]() |
Pokermania88.com |
Sampai disuatu malam, saat saat tunjukkan jam 1/2 sepuluh, saya, Cindy serta Desi (anak kost yang lain) masih tetap asik melihat TV di ruangan tengah. Sesaat ibu kostku dan 3 anak kost yang lain telah pergi tidur. Kami bertiga duduk di atas permadani yang terhampar di ruangan tengah. Desi duduk di depan sesaat saya serta Cindy duduk agak jauh dibelakangnya. Lampu neon yang menyinari ruang senantiasa kami matikan bila tengah melihat TV. Agar tak silau terkena mata tujuannya. Atau mungkin saja juga untuk menghemat listrik. Yang pasti, sinar dari TV agak demikian samar serta remang-remang. Desi masih tetap asik melihat serta Ci ndy yang disampingku waktu itu cuma kenakan kaos ketat serta rok mini matanya masih tetap konsen melihat film itu. Sesekali waktu pandangan Desi tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Cindy. Tak tahu Cindy terlampau memerhatikan film sampai tangannya tak menepis waktu tanganku memeluk badannya yang padat. Dia jadi memegang rambutku, serta membiarkan kepalaku bertumpu di pundaknya. Kadang-kadang jika cocok iklan, Cindy pura-pura menepiskan tanganku supaya perbuatanku tak dipandang Desi. Serta waktu film diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali.
“I love you, honey…. †Bisikku di telinganya.
Cindy melihat ke arahku serta tanpa ada sepengetahuan Desi, ia mendaratkan ciumannya ke pipiku. Oh my God, baru pertama kalinya saya di cium seseorang cewek, tanpa ada saya minta juga. Kondisi seperti ini mendadak bikin pikiranku jadi ngeres terlebih waktu Cindy meremas tanganku yang waktu itu masih tetap melingkar di pinggangnya, da n matanya yang sayu sepintas melihat ke arah Desi yang masih tetap nongkrong di depan TV. Aman, pikirku. Terlebih ditambah ruang yang cuma memercayakan dari sinar Tv, jadi sesekali tanganku meremas payudara Cindy. Cindy menggelinjang, sesekali menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, sampai waktu tangan kiriku masuk ke daster sisi bawah yang agak terbuka dari tadi, sekalipun tak di ketahui Desi. Mungkin saja ia konsen dengan film, atau mungkin saja juga ia telah ngantuk lantaran kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti orang ketiduran.
Ciumanku saat ini sedikit menggebu-gebu, menelusuri leher Cindy yang putih mulus sesaat tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan-lahan vagina Cindy yang masih tetap terbungkus celana dalam. Ia mendesah serta mukanya mendongak ke atas waktu kurasakan celana dalamnya mulai basah serta hangat. Mungkin saja ia rasakan kesenangan, pikirku. Tanganku yang mulai basah oleh cairan vagina Cindy cepat-cepat kutarik dari dalam roknya, saat mendadak Desi bangkit serta lihat ke arah kami berdua. Kami berlaku seakan tengah konsen nonton juga.
“Aku ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya! †tutur Desi sembari menyerahkan remote TV pada Cindy.
Desi lalu masuk ke kamarnya serta mengunci pintu dari dalam. Saya yang tadi agak gugup, bersorak girang saat Desi cuma pamitan ingin tidur. Saya pikir dia sekurang-kurangnya tahu perbuatanku dengan Cindy. Dapat mati saya. Cindy yang mulai sejak tadi diam (mungkin saja lantaran gugup juga) matanya saat ini tertuju pada TV. Saya tahu dia juga pura-pura nonton, jadi waktu badannya kupeluk serta bibirnya kucium dia jadi membalas ciumanku.
“Kita janganlah di sini Say, kelak ketahuan…. †Bisiknya di antara ciuman yang menggebu-gebu.
Selekasnya kubimbing tangan Cindy bangkit, sesudah mematikan TV serta mengunci kamar Cindy, kuajak dia ke kamar samping yang kosong. Di sini tempatnya aman lantaran tiap-tiap yang bakal masuk ke kamar ini mesti melalui pintu belakang atau depan. Jalan kami berjingkat supa ya orang lain yang sudah tertidur tak mendengar beberapa langkah kami atau saat kami buka serta tutup kunci serta pintu kamar tengah dengan perlahan-lahan.
Sesudah kukunci dari dalam serta kunyalakan lampu kamar kuhampiri Cindy yang sudah duduk di pinggir ranjang.
“Aku cinta anda, Cindy….. †ujarku saat saya sudah duduk disebelahnya.
Mata Cindy menatapku lekat.. Sesaat kulumat bibirnya perlahan-lahan serta Cindy juga membalas bikin lidah kami sama-sama beradu. Nafas kami kembali semakin memburu menahan rangsangan yang semakin menggebu-gebu. Desahan bibirnya yang tidak tebal semakin mengundang birahi serta nafsuku. Kuturunkan ciumanku ke lehernya serta tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah. Saya tahu dia telah terangsang, lantas kulepaskan kaosnya. Payudaranya yang padat diisi ditutupi BH berwarna merah tua. Begitu putih kulitnya, mulus tidak ada cacat. Lalu bibir kami juga berc iuman kembali sesaat tanganku repot melepas tali pengikat BH, serta tidak lama kemudian ke-2 payudaranya yang sudah mengeras itu saat ini tanpa ada ditutupi kain sehelai juga.
Kuusap ke-2 putingnya, serta Cindy juga tersenyum manja.
“Ayo Yan, kerjakanlah…. †Katanya.
Tidak kusia-siakan peluang ini, serta mulai kujilati payudaranya bertukaran. Sesaat tangan Cindy menolong tanganku melepas baju yang masih tetap kukenakan. Kukecup putingnya sampai dadanya basah mengkilap. Begitu beruntungnya saya dapat nikmati seluruhnya yang ada ditubuhnya. Tangan kananku yang nakal mulai merambah turun masuk ke roknya, serta kugesek-gesekkan pelan di bibir vaginanya. Cindy menggelinjang menahan nikmat, sesekali tangannya juga turut digesek-gesekkan kesekitar vaginanya sendiri.
Bibirnya mendesah menahan kesenangan. Matanya terpejam, Sebentar lalu vaginanya mulai sedit basah. Serta kami juga mulai melepas celana kami semasing sampai badan kami betul-betul polos. Begitu indahnya badan Cindy, terlebih saat kulihat vaginanya yang terselip di antara ke-2 selangkangannya yang putih mulus.
“Wah.. punyamu oke Cindy, Ok’s banget…†ujarku terpana
Demikian mulus memanglah, ditambah dengan bulu-bulu lebat di sekitar sisi sensitifnya.
“Burungmu juga besar serta bertenaga. Saya sukai Yan…. †Balasnya sembari tangannya mencubit pelan kemaluanku yang telah tegak dari tadi.
“Come on Honey…. †Pintanya menggoda.
Saya tahu Cindy telah demikian terangsang jadi lalu kusuruh Cindy berbaring diatas kasur. Serta saya baringkan badanku terbalik, kepalaku ada di kakinya serta demikian sebaliknya (posisi 69). Kucium ujung kakinya pelan serta lalu ciumanku menuju rimba lebat yang ada di antara ke-2 selangkangannya. Kukecup pelan bibir vaginanya yang telah basah, kujilat klitorisnya sesaat mulut Cindy repot mengocok-ngocok kemaluanku. Bibir vaginanya yang merah itu kulumat habis tidak tersisa. Ehm, begitu enaknya punyamu Cindy, pikirku. Ciumanku selalu nikmati klitoris Cindy, sampai seputar vaginanya semakin basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya.
Ke-2 jari tanganku saya cobalah masukkan lubang vaginanya serta kurasakan nafas Cindy mendesah pelan saat jariku kutekan keluar masuk.
“Ahh… nikmat Yannn…ahhhh…†erangnya.
Kugesek-gesekkan ke-2 jariku di antara bibir klitorisnya serta Cindy semakin menahan nikmat. Selang 5 menit lalu kuhentikan gesekkan tanganku, serta kulihat Cindy sedikit kecewa saat saya hentikan permainan jariku.
“Jangan sedih Say, saya masih tetap mempunyai permainan yang menarik, okay? â€
“Oke. Saat ini saya yang mengatur permainan ya? †katanya.
Saya mengangguk. Jujur saja, saya lebih sukai bila cewek yang agresif. Cindy juga bangkit, serta sesaat badanku masih tetap terbaring diatas kasur.
“Aku diatas, anda di bawah, okay? Namun anda janganlah nusuk dahulu ya Say? â€
Tanpa ada menanti jawabanku badan Cindy menindih badanku serta tangan kanannnya menuntun penisku yang sudah berdiri tegak mulai sejak tadi serta blessss……. ah, Cindy terasa bahagia waktu semua penisku menembus vaginanya serta selalu masuk serta masuk menuju lubang kesenangan yang terdalam. Dia mengoyang-goyangkan pantatnya serta sesekali gerakannya memutar, bergerak mundur maju bikin penisku yang tertanam bergerak bebas nikmati ruangan dalam “guaâ€-nya.
Cindy mendesah setiap saat pantatnya turun naik, rasakan peraduan dua senjata yang sudah tenggelam didalam surga. Tanganku meremas ke-2 payudara Cindy yang tadi selalu menggelayut manja. Rambutnya dilewatkan tergerai didera angin dingin yang terselip di antara kehangatan malam yang kami rasakan sekarang ini. Kubiarkan Cindy selalu nikmati permainan ini. Waktu dia asik dengan permainannya kulingkarkan tanganku dipinggan gnya serta kuangkat tubuhku yang terbaring mulai sejak tadi lalu lidah kami juga beradu kembali.
“Andainya kita selalu berbarengan seperti ini, begitu bahagianya hidupku ini Cindy †bisikku pelan
“Aku juga, serta ku mengharapkan kita senantiasa berbarengan selama-lamanya.. â€
Sepuluh menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Cindy mulai lemah. Saya tahu bila dia mulai kecapekan serta saya yang mengambil gagasan serangan. Kutekan naik turun pinggangku, sesaat Cindy terus bertahan diam. Serta nada cep-clep-clep… setiap saat penisku keluar masuk vaginanya.
“Ahh terusss Yannnnn…. terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh…. †cuma kalimat itu yang keluar dari mulut Cindy, serta saya juga semakin menggencarkan seranganku.
Mau kulibas habis seluruhnya yang ada pada vaginanya. Nada ranjang berderit, menaikkan hot permainan yang tengah kami kerjakan. Kutarik badan Cindy tanpa ada melepas penisku yang tengah berlabuh dalam vaginanya serta kusuruh dia berdiri supaya kami lakukan gerakan seks sembari berdiri.
“Kamu mempunyai banyak style ya say? †tuturnya menggoda.
“Iya dong, untuk kenikmatan anda juga†jawabku sembari mulai menggesek-gesekan pebisku kembali.
“Ahh teruss…terusss……†desah Cindy saat penisku berkali-kali menerobos vaginanya.
Kupeluk badan Cindy erat sesaat jari tangan kirinya membelai lembut bulu-bulu vaginanya, serta sesekali menolong penisku masuk kembali setiap saat lepas. Keringat membasahi badan kami. Lehernya yang mulus kucium pelan, sesaat nafas kami mulai berdegup kencang.
“Yan, keteteran nih, ingin klimaks. Janganlah curang dong…. â€
“Oke, tahan dahulu Cindy†serta kucabut batang penisku yang sudah basah mulai sejak tadi.
Kusuruh Cindy nungging di ranjang, sesaat tanganku mengarahkan penisku yang sudah siap masuk kembali. Serta kumasukkan sedikit untuk sedikit sampai penisku amble s seluruhnya ke surga yang nikmat.
“Ah…tekan Yan…enaaaakkkkk…terusssss Yannn…. †Erangnya manja setiap saat penisku menari-nari didalam vaginanya.
Tanganku memegang pinggangnya supaya gerakanku teratur serta penisku tak lepas,.
“Ohh…nikmat sekali Yan…. teruss…. terusss……†desahnya.
Begitu enaknya saat-saat seperti ini…dan selalu kuulang sesaat mulut kami mendesah rasakan kesenangan yang teramat sangatlah setiap saat penisku mempermaikan vaginanya.
“Yan…. saya mo keluar nih….. telah ngga tahan…. ahhh…. ahhhh…. †tutur Cindy mendadak.
“Tahan Cin, saya juga nyaris sampai…. †saya menekan-nekan penisku semakin cepat, hingga nada ranjang turut berderit cepat.
Serta kurasakan otot-otot penisku mengejang keras serta cairan spermaku berkumpul dalam satu titik.
“Aku keluar saat ini Cin…. †penisku kucabut dari lubang vaginanya serta Cindypun saat itu juga membalikkan tubuh serta menjulurkan lidahnya, men gocok-ngocok batang penisku yang kemerahan serta waktu kurasakan saya tidak dapat menahan lagi kutaruh penisku di antara ke-2 iris payudaranya serta ke-2 tangan Cindy juga menggesek-gesekkan payudaranya yang menjepit batang kemaluanku dan…. croott…crooottt… spermaku jatuh di sekitar dada serta lehernya Beberapa tumpah di atas sprei. Cindy menjilati penisku bersihkan sisa-sisa spermaku yang masih tetap ada.
“Kamu nyatanya kuat juga Say, saya nyaris tidak berdaya di hadapanmu†kubelai rambut Cindy yang sudak berantakan tidak karuan.
“Aku juga ngga nyangka anda sehebat ini Yan…. â€desahnya manja.
Saat telah tunjukkan 1/2 satu malam Serta sesudah kami istirahat seputar lima belas menit, kami menggunakan baju kami kembali serta membereskan tempat tidur yang telah berantakan. Serta selang beberapa saat kami juga pergi tidur dikamar semasing melepas rasa capek se sudah kami ‘bermain†tadi.
Begitulah kisahku dengan Cindy, sehari-hari kami senantiasa mengerjakannya setiap saat kami mau serta ada peluang. Kami mengerjakannya di kamar samping bila malam hari, kamar kostku, atau bahkan juga dikamar mandi ( mandi bareng sewaktu rumah kost kosong cuma ada kami berdua).
Sampai disuatu hari Cindy mesti geser ke luar kota turut ke-2 orang tuanya yang sudah berbaikan lagi. Saya betul-betul kehilangan dia, serta mau kuterus bersamanya. Pernah sekian kali kususul ke tempatnya yang baru serta kami mengerjakannya berulang-kali di hotel tempat kami bermalam. Tanggal 27 November 1998, mendadak kuterima surat dari Cindy yang menyampaikan kabar bahwa ia bakal menikah dengan orang yang dipilihkan orang tuanya serta saya betul-betul kehilangan dia, saya sungguh sabgat menyukai dia….. Saat ini, setiap saat saya lakukan masturbasi, fantasiku senantiasa melayang mengingat saat-saat terindah kami lakukan jalinan sex pertama kalinya d ikamar samping itu. Mau terasa saya ulangilah saat-saat indah ituâ€..
Agent Judi Online Terpecaya
Ayo Buruan Gabung bersama kami
SMS : +85512337250
BBM : 26567C1F
WE CHAT : POKERMANIA88
WHATSAPP : POKERMANIA88
YM : cs_pokermania88
daftar dan menangkan hadiah JackPot Di Agent kami!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar