Hari itu yaitu pas sehari saat sebelum hari lagi tahunku yang ke 17. Waktu itu saya serta Mamaku tengah makan malam berdua. Oh iya ada yang nyaris kulupakan. Mulai sejak usia 15 th. saya tinggal berdua dengan Mamaku. Orangtuaku bercerai saat saya berusia 15 th.. Serta saya pilih untuk turut Ibu. Tak tahu mengapa namun mulai sejak kecil saya memanglah lebih dekat ke Ibu. Mungkin saja lantaran Ibu sangatlah sayang kepadaku.
Saya serta Ibu tinggal di suatu rumah yang lumayan besar. Maklumlah, Kakekku (dari pihak Ibu) yaitu entrepreneur yang sangatlah berhasil. Serta Ibu yaitu penerusnya. Oh iya juga sebagai deskripsi, waktu itu Mamaku masih tetap berumur 33 th.. Hari lagi th. Ibu terpaut dua minggu dari hari lagi tahunku. Ibu memiliki muka yang sangatlah cantik. Berkulit kuning langsat yang menaikkan kecantikannya. Dengan tinggi serta berat seputar 165 cm serta 45 kg bikin Ibu tampak sangatlah ideal. Sedang buah dada Ibu kuperkirakan memiliki ukuran 36 yang nanti nyatanya dapat dibuktikan perkiraanku salah.
Kembali pada narasi awal. Ketika asik-asyiknya saya melahap makan malamku, Ibu mendadak berkata, “Ton, besok anda kan lagi th.. ”
Saya yang lagi enak-enaknya makan sih cuma mengangguk saja. Lihat saya yg tidak demikian menanggapinya, Ibu berkata lagi, “Kalo Ibu tidak salah umurmu telah 17 th. kan? ”
Serta seperti tadi, saya juga cuma mengangguk-angguk saja sembari terus melahap makanan di depanku.
“Ton, Ibu mau lagi tahunmu besok jadi lagi th. yang terkesan buatmu. Jadi anda bisa meminta hadiah apapun yang anda ingin. ”
Saya yang mulai tertarik dengan perkataan Ibu juga ajukan pertanyaan, “Apa saja Ma..? ”
“Iya, apapun yang anda ingin, ” jawab Ibu.
Dengan hati-hati saya ajukan pertanyaan lagi, “Ma, Toni kan telah gede. ”
“Betul, Ibu tau itu. Lantas..? ” bertanya Ibu penuh selidik.
“Toni rasa telah waktunya Toni tau yang namanya… sex, ” kataku dengan hati-hati.
Kulihat Ibu agak terperanjat dengan perkataanku baru saja. Namun sesudah bisa kuasai situasi, Ibu juga tersenyum sembari ajukan pertanyaan, “Apa tidak ada hadiah lain yang lebih kau kehendaki daripada itu, Ton..? ”
“Tadi Ibu katakan bisa minta apapun, kok saat ini jadi menampiknya. Jika Ibu tidak mau ya telah. Beri saja Toni hadiah sweater atau baju seperti lagi th. Toni yang udah-udah. ” kataku dengan muka agak muram.
“Wow, tunggulah dahulu donk Sayang. Kan Ibu belon katakan ingin apa tidak. Jadi janganlah ngambek dahulu donk. ” kata Ibu dengan muka sabar.
“Jadi… bisa tidak, Ma..? ” tanyaku dengan tak sabar.
“Setelah Ibu pikir, bolehlah. Buat anak terkasih sih apapun bisa kok Sayang.. ” jawab Ibu.
“Terima kasih Ma. Toni sayang banget sama Ibu. ” jawabku dengan ketertarikan.
Saat yang dinanti-nantikan juga tiba. Seperti malam tempo hari, saya serta Ibu lagi makan malam berdua. Malam itu Ibu tampak cantik sekali.
Ibu mendadak berkata, “Ton, anda telah siap terima hadiah istimewamu..? ” bertanya Ibu dengan tersenyum manis.
Saya yang memanglah telah tak sabar segera saja menjawab, “Ya terang siap donk, Ma. ”
Sesudah usai makan Ibu menggandengku ke ruangan tv.
“Duduk disini Sayang. Tunggulah sebentar ya..! ” kata Ibu sembari menyuruhku duduk di permadani.
Ibu lantas masuk ke kamarnya. Selang beberapa saat Ibu keluar dari kamar. Saya terperanjat, lantaran saat ini Ibu cuma menggunakan baju tidur yang sangatlah seksi serta menonjolkan tiap-tiap lekuk badannya. Di tangannya, Ibu memegang sebagian buah CD. Ibu lantas menuju ke VCD player lantas menempatkan CD yang dibawanya.
Sesudah diputar, nyatanya itu yaitu VCD XXX, VCD yang pertama kuingat berjudul ‘ChowDown’. Sesudah duduk di sebelahku, Ibu memandangiku sembari berkata, “Kamu telah siap Ton..? ” bertanya Ibu.
“Udah dari tadi Ma. ” jawabku.
Ibu juga mendekatkan berwajah ke wajahku. Lantas sedetik lalu Ibu mulai mencium bibirku. Dengan refleks saya juga membalas ciumannya. Serta tak lama ke-2 lidah kami juga bertautan.
“Mmmh.. mmhh.. mmm.. ” cuma desahan saja yang terdengar saat ini dengan diiringi desahan-desahan dari film yang diputar di TV.
Saya memeluk Ibu erat-erat sembari terus berciuman. Ibu juga tampak telah sangatlah terangsang.
Tak lama tanganku juga mulai menggerayangi badan Ibu. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Ibu dari luar baju tidurnya. Sedang tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Ibu.
“Ahh..! ” teriak Ibu saat tanganku menyentuh vaginanya.
Sesudah seputar 20 menit kami sama-sama berciuman serta sama-sama meraba, Ibu melepas pelukan serta ciumannya. Lantas Ibu membimbing tanganku untuk buka pakaiannya. Tanpa ada disuruh 2 x, tanganku juga mulai beraksi melepas baju tidur Ibu dari badannya. Saat ini Ibu cuma menggunakan BH serta celana dalam saja. Ibu tersenyum padaku lantas mendekatiku. Serta tak lama, tangan Ibu mulai berupaya melepas baju yang kukenakan. Saya cuma menurut saja diperlakukan demikian. Serta saat ini juga cuma tinggal CD saja yang menempel di badanku.
Dengan badan yang keduanya sama 1/2 telanjang, saya serta Ibu kembali berpelukan sembari berciuman. Cuma desahan saja yang terdengar di ruang. Lantas perlahan-lahan tanganku buka kaitan BH Ibu. Lihat saya yang kesusahan buka BH-nya, Ibu tersenyum, lantas tangannya membantuku buka BH-nya. Saat ini buah dada Ibu yang indah itu juga terpampang terang di depanku.
“Tetek Ibu gede banget sih. Toni sukai deh, ” kataku sembari meraba payudara Ibu.
“Jangan diliatin saja donk Sayang..! Dijilat serta disedot donk Sayang..! ” pinta Ibu.
Tanpa ada dikomando 2 x, saya segera saja menjilati payudara Ibu yang samping kanan. Sedang tangan kananku meremas-remas payudara Ibu yang samping kiri.
“Aahh… Ohhh… fuck..! ” teriak Ibu saat buah dadanya kujilat serta kusedot-sedot.
Dengan cara bertukaran payudara Ibu kusedot serta kujilati, sedang tangan kanan Ibu meremas-remas batang penisku dari luar CD-ku. Serta tanpa ada sadar, Ibu berupaya melepas CD-ku. Saya juga tidak ingin kalah. Sesudah senang mengerjakan payudara Ibu yang besar itu, saya juga berupaya melepas CD Ibu. Lihat kelakuanku yang tidak ingin kalah, Ibu cuma tersenyum saja. Tidak lama kemudian kami berdua telah telanjang bulat. Saya cuma bisa menelan ludah lihat badan indah Ibu. Di selangkangan Ibu, tampak bulu-bulu yang teratur rapi membuat segitiga.
“Ton, kontol anda gede bauanget, ” kata Ibu takjub lihat batang penisku yang telah menegang.
“Masa sih Mam..? ” tanyaku seolah tak yakin, “Tapi tetek Ibu juga gede kok. Memang tetek Ibu itu ukuran berapakah..? ” tanyaku lagi.
“Ukuran 38B, memang mengapa si Ton. Anda sukai kan..? ” bertanya Ibu.
“Ya terang donk Ibu sayang, mana mungkin saja Toni tidak sukai. ” jawabku, serta tanganku kembali meremas payudara Ibu sembari menggigitnya.
“Aauww..! ” teriak Ibu, “Kamu nakal Sayang, saat tetek Ibu digigit..? ” kata Ibu manja.
“Ma’af, Ma. Toni tidak berniat. ” jawabku sekenanya.
“Nggak apa-apa kok Sayang, Ibu sukai kok. Anda bisa memperlakukan Ibu sesukamu. ” kata Ibu sembari tangan kanannya masih tetap meremas-remas kemaluaku.
Serta tak lama Ibu juga berjongkok, lantas tersenyum. Ibu mendekatkan berwajah ke kemaluanku, lantas mulai keluarkan lidahnya.
“Uuhh… aahh… enak Mam..! ” saya berteriak saat lidah Ibu mulai menyentuh kepala penisku.
Ibu masih tetap menjilati penisku, dari mulai pangkal hingga ujung kepala penisku. Serta ke-2 bijiku juga tak terlewati oleh lidah Ibu. Saya cuma memejamkan mata sembari mendesah-desah beroleh perlakuan seperti itu.
![]() |
Pokermania88.com |
Sesudah seputar sepuluh menit, saya terasa kemaluanku ada di suatu lubang yang hangat. Saya juga buka mataku serta lihat ke bawah. Nyatanya saat ini separuh penisku telah masuk ke mulut Ibu.
“Aahh… oohh.. yeeahh.. enaakk ba.. nget Maa..! ” teriakku lagi.
Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Ibu tanpa ada tentang giginya sedikit juga. Lidah Ibu bergerak-gerak dengan lincah seperti ular.
Serta saat ini kulihat Ibu menyedot-nyedot bulu kemaluaku seperti ingin dikeramasi.
“Maaa… enak Maa..! ” saya cuma bisa berteriak.
Saya terasa ada yang ingin keluar dari penisku, saya tak tahan lagi, serta seerr.. Saya kaget juga, kupikir yang keluar tadi yaitu sperma, namun tak tahunya yaitu air kencingku yang menyembur sedikit.
“Wah, ma’af Ma. Toni tidak berniat. ” kataku cepat-cepat dengan napas yang masih tetap terengah-engah.
Namun apa yang berlangsung, Ibu jadi menjilati air kencingku yang berleleran. Hilang ingatan.., sensasi yang kurasakan sangatlah luar umum. Serta mendadak Ibu menarik tanganku serta mengajakku ke kamar mandi. Kamar mandi kami bisa disebut sangatlah besar serta elegan. Telah itu wangi lagi. Ibu membimbingku menuju jacuzi, lantas Ibu juga berlutut lagi. Batang penisku dikocok-kocok di depan berwajah, selalu disedot-sedot seperti makan es cream.
“Ayo Sayang..! Saat ini kencingi Mamamu ini..! ” kata Ibu.
Saya kaget juga. Namun saya memanglah telah tak tahan lagi mau kencing. Saya juga mengerahkan seluruhnya tenaga untuk kencing. Kulihat mulut Ibu menganga serta lidah Ibu seperti ular menelusuri kepala penisku.
Serta saat kulihat mulut Ibu pas di depan batang penisku, “Maa.., Toni mo pipiis..! ” teriakku.
Kulihat air kencingku menyembur kencang sekali serta seerr.., masuk ke mulut Ibu.
Kuperhatikan mata Ibu merem sembari mulutnya selalu menganga terima siraman air kencingku. Kepalang tanggung, pada akhirnya kumasukkan juga penisku ke mulut Ibu hingga air kencingku memancar serta muncrat keluar lagi berleleran di badan telanjang Ibu.
“Enak tidak Ma..? ” tanyaku sesudah saya usai kencing.
Ibu memandangku dengan manja, sedang mulutnya masih tetap mengulum batang kemaluanku.
Kemudian ke-2 bijiku juga dijilatinya.
“Kamu ingin tau terasa, Ton..? ” bertanya Mamaku sesudah melepas kulumannya dari penisku.
“Boleh saja, Ma. ” jawabku penuh semangat.
Ibu lantas menyuruhku tidur telentang di lantai kamar mandi. Saya ikuti saja perintah Ibu.
Ibu lantas berdiri dengan ke-2 kakinya ada di kiri kanan kepalaku. Serta sesekali kakinya digosok-gosokkan ke wajahku. Serta walau ada air kencingku yang berleleran di kaki Ibu, saya tak terasa jijik untuk menjilati kaki Ibu. Kemudian Ibu perlahan mulai jongkok. Kuperhatikan pantat seksi Ibu mulai mendekati wajahku. Saya menanti dengan sabar hingga sebentar vagina Ibu betul-betul ada pas diatas mulutku.
Lubang kemaluan Ibu tampak telah berlendir bertanda Ibu telah terangsang. Kujilati lubang kemaluan serta lubang anusnya dengan cara bertukaran. Ibu menguakkan bibir vaginanya dengan cara perlahan-lahan hingga saya bisa lihat lubang kemaluannya mengembang.
“Mama ingin kencing nih. Minuumm.. Sayang..! ” Ibu merintih dengan sangatlah keras.
Seerr.., dari lubang kencing Ibu memancar cairan yang bening serta panas sekali, masuk ke mulutku dengan deras.
Tak tahu lantaran telah nafsu atau lantaran apa, kutelan saja cairan yang terasa asin serta agak pahit yang keluar dari kemaluan Ibu. Nada erangan kenikmatan menggema didalam kamar mandi itu.
“Bagaimana terasa Sayang, enak bukanlah..? ” bertanya Ibu sembari matanya terpejam menahan nikmat lantaran vaginanya kujilat-jilat.
“Enak banget, Ma. ” jawabku singkat.
Kemudian Ibu berdiri lantas duduk di sebelahku. Ke-2 kakinya dikangkangkan hingga saya bisa lihat vaginanya dengan terang.
“Sayang, saat ini anda jilatin memek Ibu ini..! ” kata Ibu sembari menunjuk ke arah vaginanya.
Kemudian Ibu tidur telentang di lantai kamar mandi. Saya segera saja menuju sisi bawah pusar Ibu. Kudekatkan wajahku ke vagina Ibu, lantas kukeluarkan lidahku serta mulai menjilati vaginanya.
“Ahh… fuuckkk.. yeaahh.. shiitt… hisapnya itilnya Sayang..! ” Ibu cuma bisa meracau waktu kujilati vagina serta klitorisnya kuhisap-hisap.
“Ohhh… Aahh.. fuuck… mee… yeaaahh… masukin kontolmu saat ini Sayang..! Ibu telah tidak tahan..! ” pinta Ibu memohon.
Saya juga perlahan-lahan bangun serta mensejajarkan badanku dengan Ibu. Kugenggam batang penisku, lantas perlahan kudorong pantatku menuju vagina Ibu.
Saat masuk liang senggamanya, Ibu berteriak-teriak, terlebih saat separuh penisku mulai menelusuri dinding vaginanya. Baru pertama kalinya saya rasakan kesenangan yang luar umum seperti ini. Terasa seperti diurut-urut, enak seperti dielus-elus daging basah serta kenyal.
“Aahhkk enak se.. kali.. Sayang..! Fuuuck… me.. hardeer.. honey..! ” jeritan Ibu penuhi kamar mandi.
Sesudah seputar 10 menitan, saya mencabut batang kemaluanku dari lubang vagina Ibu. Ibu tampak sangatlah kecewa saat saya lakukan itu. Serta selang beberapa saat saya meminta Ibu untuk bertukar posisi. Kuminta Ibu untuk menungging. Lantas dari belakang kuremas-remas pantat Ibu yang semok itu. Lantas kuarahkan batang penisku ke bibir vagina Ibu. Sesudah kurasa pas, lantas kusetubuhi Ibu dari belakang dengan doggie style.
“Aduhh… enak… sekali Sayang..! Kamu… pin.. tarr… Sayang..! ” jerit Ibu saat kusetubuhi dari belakang.
Sedang saya juga tak kalah hebohnya dalam berteriak, “Maaa… memek.. nya.. e.. naak..! ”
Rupanya style itu bikin Ibu telah tak tahan lagi, hingga tidak lama kemudian, “Sayang Ibu ingin sam.. paai… Aahhh..! ”
Ibu berteriak keras sekali, serta saya meyakini bila kami tak ada dirumah itu, orang lain pasti mendengar teriakan Ibu.
Saya rasakan penisku seperti disiram cairan hangat. Walaupun kusadari Ibu telah meraih puncaknya, saya tetap harus memompa batang penisku didalam vagina Ibu. Jadi makin giat lantaran saat ini liang Ibu telah licin oleh cairan Ibu.
Serta tak lama, “Maa… Toni.. ingin sampaaii nih..! ” kataku saat saya terasa ingin orgasme.
“Cabut kontolmu Sayaang..! ” perintah Ibu.
Selekasnya saja batang kemaluanku kucabut dari liang Ibu yang masih tetap menungging.
Ibu lantas berbalik kepadaku serta memegang batang penisku. Lantas dibukanya mulutnya serta Ibu juga mulai mengulum kemaluanku.
“Aahh… oohhh..! ” cuma desahan itu yang keluar dari mulutku.
Serta, creet.. croott… crot..! air maniku menyemprot sejumlah sepuluh kali ke mulut Ibu. Ibu tak segera menelan spermaku, tetapi memainkan spermaku didalam mulutnya seperti orang yang tengah berkumur. Serta saat sebelum ditelan, Ibu buka mulutnya serta tunjukkan spermaku yang ada didalam mulutnya itu. Baru kemudian pejuku ditelan hingga habis.
Belum usai hingga di situ, Ibu menjilat-jilat batang penisku serta bersihkan bekas sperma yang masih tetap melekat di kemaluaku. Terasa ngilu, nyeri plus bagaimana gitu. Kemudian kami berdua menuju ke ruangan TV. Saya serta Ibu duduk bersebelahan dalam situasi telanjang bulat.
“Bagaimana kadonya, Ton..? ” bertanya Ibu saat telah agak tenang.
“Luar umum, Ma. Tidak ada hadiah yang sehebat tadi. Terima kasih, Ma. ” sahutku.
“Mama bahagia jika anda senang. Sesungguhnya Ibu juga menginginkannya kok. ” jawab Ibu.
“Lalu mengapa Ibu tidak minta ke Toni..? ” tanyaku lagi.
“Iya ya, jika tau anda mempunyai kontol segitu gedenya Ibu pasti telah minta mulai sejak dahulu. Namun tidak apa-apa kok, kan belon terlambat. Benar kan..? ” sahut Ibu sembari tersenyum manis padaku.
“Iya Ma. Namun Ma, sesudah ini masih tetap ada ronde setelah itu kan..? ” tanyaku.
“Kalo anda masih tetap kuat, ya pasti donk Sayang..! ” jawab Ibu manja.
“Toni sayang banget sama Ibu, ” kataku.
“Mama juga sayang banget sama Toni. ” jawab Ibu.
Sesudah berisrirahat seperlunya, kami berdua meneruskan persetubuhan kami hingga jam dua pagi. Kemudian kami berdua tidur dalam situasi telanjang bulat. Serta esok harinya saya serta Ibu, yang kebetulan lagi tak masuk kerja, ada dirumah dalam situasi telanjang bulat sepanjang satu hari penuh. Serta tak terhitung berapakah kali kami bersetubuh. Hingga saat ini saya masih tetap tinggal dengan Ibu serta masih tetap setia menyetubuhi Ibu sehari-hari, sepanjang Ibu tak haid.
Itu yaitu hadiah lagi th. yang paling terkesan dalam hidupku. Untuk pembaca cewek yang mau berteman, silahkan kirim e-mail. Saya bakal membalas tiap-tiap e-mail yang masuk asal bukanlah e-mail yang sebatas iseng. Terima kasih pada 17tahun. com yang telah berisi pengalaman saya..
Agent Judi Online Terpecaya
Ayo Buruan Gabung bersama kami
SMS : +85512337250
BBM : 26567C1F
WE CHAT : POKERMANIA88
WHATSAPP : POKERMANIA88
YM : cs_pokermania88
daftar dan menangkan hadiah JackPot Di Agent kami!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar