Selamat Datang !! Ayo Buruan Gabung bersama kami di www.pokermania88.com Poker dan Domino dalam 1 Website !!!

ProFiL

Www.pokermania88.com Agen Judi Online Terpecaya.

Pernikahan tak bahagia bisa membuat Tekanan darah meninggi

Www.pokermania88.com | Agent Judi Online Terpecaya

Supaya Nyaman becinta Dengan Pasangan Berpenis Besar

www.pokermania88.com Agen Judi Online Terpecaya.

Cerita PEngalaman ku Mesum di Warnet

Www.pokermania88.com Agen Judi Terpecaya.

Www.Pokermania88.com

Poker dan Domino dalam 1 Website

Sabtu, 28 November 2015

Enaknya di kentod sama kontol perjaka

Pokermania88.com  Satu tahun lebih kebelakang, rumahku memanglah termasuk bebas untuk siapapun. Mereka bebas datang kapanpun serta dengan siapa saja. Terutama abege-abege yang broken home. Ingin cewek atau cowok. Terkadang saya berpikir, mengapa ortu ku mengijinkan ya? Apa mreka gak takut beberapa barang ada yang hilang? Dapat dibuktikan salah 1 ponsel dari mreka pernah hilang digondol rekan-rekan mreka2 juga. Namun lama kelamaan saya semakin punya kebiasaan dengan hadirnya mereka. Kata ortuku, kasian mereka yang jauh dari orang tuanya.

Saya tidak sering sekali keluar kamar, walau mereka datang, saya senantiasa diam di dalam kamar. Untuk apa keluar? Di kamar telah ada tv, serta kamar mandi. Ingin makan cukup kedapur yang posisinya dekat dengan kamarku. Semua yang saya butuhkan tinggal saya minta belikan pada mreka siapapun yang ada dirumah.

Satu hari, mendadak saya mendengar nada laki-laki yang menyanyi-nyanyi di luar kamarku. Saya terasa baru dengar nada itu. Penasaran, saya keluar menuju dapur yang bedekatan dengan ruangan tengah yang umum digunakan kumpul oleh mreka. Diam didekat pintu dapur sembari lirik sana sini, basa-basi menegur mereka, mungkin saja hari itu seputar lebih kurang 15 orang yang tengah ada dirumahku. Dapat kian lebih 20 orang bila pada malam minggu. Mereka umum ketawa-ketawa, beemain gitar, minum-minum alkohol, bila au tengah mood, saya sukai turut sebentar cuma untuk minum.
Pokermania88.com 

Waktu itu, tatapanku pada akhirnya selesai pada seseorang laki-laki berperawakan tinggi, dengan badan tegap serta kulit putih. Sial! Cowok ini segera buat saya tertarik. Gumamku dalam hati. Lantas dengan tampak dingin, laki-laki itupun menatapku balik. Dengan acuh nya akupun memalingkan muka serta kembali ke kamar. Di dalam kamar saya segera terduduk di atas kasur. Bayangan sosok laki-laki yang tengah ada didepan kamarku selalu saja ada dikepalaku. Saya mesti memperolehnya.

Narasi Hot Wanita Daun Muda

Hari selalu berlalu, laki-laki itu belum kembali kerumahku. Saya fikir dia bukanlah seperti anak-anak yang lain. Yang tidur dirumahku. Emm, mungkin saja dia bukanlah anak broken home juga. Paling iseng-iseng maen. Namun, saya gak bisa nyerah buat dapetin dia.

Siang itu, saya lihat ada Farel, salah 1 anak paling lama yang sukai tinggal dirumahku tengah menaiki tangga sembari membawa ember jemuran bajunya. Saya lantas mengikutinya untuk ketempat jemuran. Sambil menjemur, farel masih tetap tak sadar bila ada saya disebelahnya. Hahaha, basic cowok, pandangan mata nya cuma dapat lihat lurus kedepan. Tak sperti wanita yang dapat lihat samping kanan kiri walaupun dia tengah memandang lurus kedepan.

Kucolek pinggangnya.
“Wadaw teteh, kirain siapa! ” Kata Farel, tampak dia sangatlah kaget.
“Hahahahhaa, serius sangat sih ngejemurnya. ” Kataku sembari tertawa terbahak-bahak. Lantas saya duduk disalah 1 bangku yang memanglah disiapkan diatas untuk nongkrong anak-anak.

Farel meneruskan menjemur bajunya.
“Rel, kemaren-kemaren ada cwo yang pakai jaket coklat siapa? ” Tanyaku.
“Yang mana teh? ” Bertanya nya balik.
“Itu yang rambutnya cepak pinggir-pinggirnya. ” Jawabku.

Farel tampak berpikir serta mengingat-ingat. Dia menjemur baju terakhirnya.
“Oohhh itu. Itu si Budi. Deket kok tempat tinggalnya teh. Namun dia tinggal sendiri, ortunya jadi TKW. ” Kata Farel sembari menghampiriku serta duduk disampingku. “Kenapa? Tumben sih teteh tanya-tanya orang yang datang kerumah, umumnya juga cuex. ” Lanjutnya sembari cengengesan.
“Ya pingin saja atuh, namanya juga penasaran. ” Jawabku.
“Cieeee penasaran, pasti ada maunya. ” Goda Farel. Dia lihat Ponsel nya yang mendadak berdering. Saya hanya mesem-mesem digoda sperti itu.
“Tapi teh, dia juga nanyain teteh lho. Saya katakan saja janganlah macem-macem ke teteh, karna teteh yang mempunyai ini rumah. Dia nanya ke saya, tuturnya kok teteh pakai bajunya sexy. Saya katakan saja, jika memang tingkah laku teteh tuh tak ada malunya, aurat diliat-liat. Hahahahahaaa. ” Farel tertawa terbahak-bahak.
Saya tidak memperdulikan perkataan Farel masalah bajuku, yang ku fikir cuma bagaimanakah dapat dekat dengan Budi.
“Kapan Budi ke sini lagi? ” Tanyaku.
“Lah kayanya dia ada di bawah deh saat ini. Tadi kan yang sms dia. Tuturnya dah ada dirumah ini. ” Jawaban Farel bikin saya kaget serta suka.
“Serius Rel? Yuk ah ke bawah” kataku sembari berdiri serta jalan cepat menuju tangga untuk kebawah tanpa ada memperdulikan jawaban Farel.

Di bawah, diteras rumah, saya lihat Budi tengah duduk didepan jendela kamarku. Menanti Farel mungkin saja. Kepalanya yang tadi menunduk lihat ponsel nya, saat ini menengadah melihatku. Dengan tanpa ada basa-basi saya mendekatinya lantas tersenyum.
“Hey, Budi ya? Bisa minta no ponsel nya? ” Kataku. Saya memanglah wanita yang malas berbasa-basi, bila ada maunya, segera bicara saja. Itu lebih enak menurutku.
“Eh teteh, bisa. ” Jawab nya tampak sedikit kaget mendengar todonganku, lantas dia mengotak atik ponsel nya lantas menyerahkan padaku. Di sana kulihat sebaris nomber ponsel. Kucatat di ponsel ku.
“Makasih ya. ” Kataku sembari berlalu serta masuk kerumah lantas ke kamarku.

Gilak, saya seneng banget dapet no ponsel nya. Pelan-pelan namun pasti, saya kudu merasakan ngentod ama dia. Pada akhirnya sehari-hari, kami sms an. Bahkan juga waktu dia ada dirumahkupun saya masih tetap sms dia. Saya terus malas keluar kamar. Sampai satu hari, perbincangan kami mengarah pada selangkangan. Dia dengan polosnya katakan, bila belum pernah ML. WTF, bermakna dapet perjaka lagi nih, fikirku. Saya selalu saja memancingnya hingga dia tertarik mau mengerjakannya. Serta pancinganku tidak percuma. Umpan nya dikonsumsi ikan. Dia juga ingin.

Waktu dia tengah ada dirumahku, saya katakan, kelak malam dia kudu tidur dirumah ku berbarengan yang lain. Tengah malam dia keluar kamar serta tungguin saya didapur. Seluruhnya jalan sesuai sama gagasan. Tengah malam itu kami telah berdua didapur yang remang-remang. Saya duduk di atas meja dapur, dia berdiri didepanku. Dengan lahapnya dia mencium bibirku serta tangannya meremas-remas payudaraku. Dia lantas memintaku mengikutinya kekamar mandi tamu yang memanglah dekat dengan dapur. Tanpa ada basa basi lagi, dia dengan agak kasar menyuruhku menungging dengan bertumpuan tangan serta lututku di atas toilet duduk. Saya menurutinya. Saya yang cuma menggunakan pakaian tidur dengan jenis tengtop longgar serta terusan rok pendek, tanpa ada beha serta tanpa ada celana dalam bakal mempermudah kami untuk ngentod. Dengan situasi kamar mandi gelap, dia kelihatannya kewalahan, sulit mencari mana lubang yang benar. Pada akhirnya saya tuntun kontolnya menuju lubang memekku. Serta Blesssss, kontolnya masuk kedalam memekku. Saya mendesah kecil, takut terdengar orang serumah. Dia mengocok kontolnya dengan cepat. Desahannya terdengar agak memburu. Serta crooottt, crooottt.. Ada rasa cairan hangat menyirami memekku, mungkin saja hanya 2menit goyangannya serta dia telah keluarkan spermanya di dalam memekku. Aghhhh, walau sebenarnya saya belum apa-apa. Namun saya maklumi sih. Namanya perjaka. Umumnya belum dapat mengatur nafsunya.

“Aghhh teteh maaf. ” Tuturnya sembari membalikan badanku. Dia jongkok di hadapanku yang terduduk diatas toilet. Saya tersenyum serta mengelus berwajah.
“Gak ayah Bud, kan kelak dapat lagi. ” Kataku.
“Oh jadi bisa lagi? Saat ini yuk, di meja dapur. ” Tuturnya sembari menarikku keluar kamar mandi menuju dapur kembali. Dengan masih tetap tergesa-gesa, dia menciumi wajahku, bibirku serta memainkan bibirnya didaerah payudaraku. Ughhh terasa mau mendesah, namun gak dapat karna takut bangunkan ortuku atau orang yang ada dirumah.

Masih tetap dengan tak sabarnya, dia bikin pahaku mengangkang, serta dia menusukkan 1 jaringa kedalam lobang memekku. Ughhhh saya mendesah pelan. Budi mencium bibirku, supaya tak keluar desahan yang lebih hebat waktu dia mengocok keluar masuk jari nya di dalam memekku. Saya terhentak agak keras dengan tangan bertumpu kebelakang waktu Budi menusukkan dalam-dalam jarinya kedalam memekku, lantas dia menggoyang-goyangkannya di dalam tanpanya maju mundurkan. Siaaallll, itu pas banget didaerah g-spotku. Mau terasa saya teriak nikmati kesenangan itu. Namun sayangnya tidak dapat. Dengan sedikit kasar, Budi menarik badanku supaya dapat mencium bibirku. Mungkin saja dia cemas saya beneran teriak. Saya melepas ciumannya serta memohon buat dia memasukkan kontolnya kedalam memekku.

“Masukin dong sayang, telah tidak kuat. ” Kataku dengan mata sayu menatapnya. Sinar remang-remang yang masuk ke dapur dari ruangan keluarga, menolong ku lihat kontolnya yang lumayan besar serta putih. Saya pegang kontolnya serta dengan perlahan-lahan mengarahkan ke memekku dengam posisi saya mengangkang lebar di atas meja dapur. Serta sekali lagi, blesssss… Kontol yang nikmat itu masuk kedalam memekku. Aghhh, shiitttt nikmatnyaaa… Budi membiarkan sebagian detik kontolnya di dalam memekku. Lantas dengan ritme perlahan-lahan, dia menarik serta memasukkan kembali kontolnya kedalam memekku. Dengan badan menyender ke tembok serta kaki mengangkang lebar, saya dapat lihat kontolnya yang keluar masuk di dalam memekku. Aghh, terasa betul-betul nikmat. Sialnya saya tidak dapat mendesah serta teriak. Dengan selalu mengocok, Budi menciumi leherku, saya betul-betul nyerah bila telah diciumi sisi kuping serta leher. Tanpa ada lama-lama lagi, saya memeluknya erat serta sedikit menggigit pundaknya supaya tak teriak. Ya, waktu itu saya orgasme. Orgasme yang sangatlah nikmat. Nafasku memburu. Terdengar juga nafas Budi turut jadi cepat. Serta genjotannya juga sangatlah menghentak-hentakkan badanku. Serta mendadak badannya mengejang di dalam dekapanku. Nyatanya dia orgasme lagi. Lama-lama badannya melemah serta saya melepas pelukanku. “Kenapa? ” Tanyaku. Budi tersenyum serta mencium keningku. “Enak, terima kasih ya teh. ” Tuturnya. Saya turut tersenyum. Kami berciuman sebentar.

Dan tanpa banyak bicara lagi, aku membereskan bajuku. Terburu-buru masuk ke kamar tidurku dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan memekku drei sisa-sisa spermanya. Sepertinya, Budi juga menuju kamar mandi tamu. Dia ga berani ke kamar mandi kamar yang dia tempati. Ahhahaaa mungkin takut membangunkan anak-anak yang sedang lelap tertidur.

Setelah malam itu, kami jadi semakin dekat dan sering ngentod. Dirumahku atau pun lebih bebas dirumahnya yang memang dia tempati sendirian. Bahkan kami pernah melakukan disiang bolong, ditempat umum. Ya tempat olah raga yang disana terdapat panggung kecil. Disisi panggung itulah aku menungging merasakan genjotan kontol nya yang benar-benar bikin aku ketagihan.






Agent Judi Online Terpecaya
Ayo Buruan Gabung bersama kami
SMS        : +85512337250
BBM        :  26567C1F
WE CHAT    : POKERMANIA88
WHATSAPP   : POKERMANIA88
YM         : cs_pokermania88

daftar dan menangkan hadiah JackPot Di Agent kami!!!!!

Rabu, 25 November 2015

ngentod di toilet kampus

Pokermania88.com  Inilah sebuah kisah seru, cerita ngentot di Toilet Kampus yang dilakukan sepasang mahasiswi yang terbawa nafsu sehingga menjadikan toilet sebagai tempat untuk bersenggama dengan liarnya. Simak kisah lengkapnya berikut ini!

Aku mahasiswa semester 7 di sebuah universitas di Jakarta Barat. Umurku 21 tahun. Aku tergolong anak yang biasa-biasa saja di lingkungan pergaulan kampus. Dibilang kuper tidak, tapi dibilang anak gaul pun tidak. Aku anak bungsu dari dua bersaudara, berasal dari keluarga kelas menengah atas. Di kampus aku dianggap oleh teman-temanku sebagai anak yang pendiam. Aku agak kesulitan bergaul dengan perempuan, sehingga aku sama sekali tidak memiliki teman perempuan. Entahlah, sepertinya aku mempunyai masalah dalam soal mendekati cewek. Namun ironisnya, aku mempunyai hasrat seks yang tinggi, aku mudah terangsang bila melihat cewek yang bagiku menarik, apalagi memakai pakaian ketat. Jujur saja, bila sudah begitu pikiranku sering mengkhayal ke arah persetubuhan. Bila hasratku sudah tak lagi dapat kutahan, terpaksa aku melakukan onani. Aku memilih itu sebab aku tak tahu lagi harus menyalurkan kemana.

Sifat pendiamku ternyata membuat cewek-cewek di kampusku penasaran, sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka harus kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dengan mereka. Di samping itu teman-temanku bilang aku mempunyai face yang lumayan ganteng (nggak nyombong lo..), kulitku putih, rambuntuku gondrong, dan tinggiku sekitar 170 cm. Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa mendekatinya. Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu aku ketahui dari sahabatku. Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya, kebetulan penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menarik, ukuran juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi. Sebut saja namanya Ella (samaran). Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran edan, yaitu membayangkan bisa bersetubuh dengannya. Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku.

Pada suatu hari yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan (masa?). Saat kuliah usai pada jam 19.00 sore, selepas keluar ruangan aku hendak untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri. Aku menuju WC kampus yang kebetulan letaknya agak menyendiri dari “peradaban” kampus. Sampai disana aku mendapati beberapa orang yang juga akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu giliran, aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sedang dipakai.

Praktis aku urungkan saja. Begitu tiba giliranku, aku hendak menuju ke arah kran, tiba-tiba dari arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku. Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa saat. Kemudian dia sedikit tersenyum malu-malu. Kok dia ada disini sih?, Pikirku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.

“La, ngapain elo masuk ke WC cowok?” tanyaku penuh rasa heran.
“Ehh.. itu.. ehmm.. tempat cewek penuh semua, makanya gue ke sini..”
“Emang yang di lantai bawah juga penuh?”, tanyaku.
Padahal dalam hati aku merasa mendapat kesempatan emas.
“Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang.. lagi pula ‘kan sekarang udah nggak ada siapa-siapa, ya kan..?”, jawab Ella rada genit.
Aku pun tidak mau kalah.”Tapi kan gue cowok, elo nggak malu?”, gantian aku membalasnya.
“Kalo elo, gue emang nggak keberatan kok.., untungnya cuman tinggal elo dong yang ada di sini, daripada yang laen..”, jawab Ella.
Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila.. kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba dia menyerobot posisi gue yang dari tadi udah berdiri di samping kran.
“Sorry yah, gue duluan, habis elo bengong aja sih..”, katanya.

Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang terlarang. Posisinya yang sedang membungkuk membuat pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku. Ditambah lagi CD-nya yang berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi terangsang, mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku membayangkan kumasukkan ke dalam dari belakang pada posisi seperti itu. Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku sudah tak tertahankan. Aku tak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku harus dengan dia, apapun caranya.

Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dari jauh aku sudah melihat senyumannya yang merangsang birahiku. Sepertinya dia memang sengaja menarik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku.
“Buru-buru amat La, emang elo udah ada kuliah lagi?”, tanyaku.
“Enggak kok, gue cuman pengen istirahat di sini aja”, jawabnya.

Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci pintu dari dalam. Melihat sikapku, Ella mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia. Kutatap kedua matanya yang indah. Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Nafasnya juga semakin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yang akan kulakukan. Mulutnya mulai terbuka seperti akan mengatakan sesuatu, namun dia keburu mengecupku dengan lembut. Perasaanku saat itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek. Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra. Aneh, walaupun aku belum pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang harus mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF.
Pokermania88.com 

Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Ella membuatku semakin hot menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya. Kemudian aku mencoba untuk mengusap bagian . Kugosok-gosok sampai dia mengerang kenikmatan. Aku panik kalau erangannya terdengar ke luar. Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi. Usapanku membuat cairan membasahi celananya. Karena dia memakai celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.
“Ssshhtt.. gilaa.. enak banget.. ehmm..”, desah Ella.

Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih mulus. Lehernya yang harum membuatku makin gencar menciumi lehernya. Mata Ella terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan kenikmatan. Tangannya mulai berani untuk meremas yang keras. Enak sekali pijitannya, membuat semakin berdenyut- denyut.

Aku berhenti menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba yang sudah mengeras. Ella mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk memainkan kedua . Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali kuremas sedikit. Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat indah, yang berukuran sedang, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat menantang seperti siap untuk dikemot. Langsung saja aku sedot susunya yang kenyal itu. Ella menggelinjang kenikmatan dan memekik. Aku tak peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia senang menyemprotkan parfum ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum. Aku benar-benar menikmati toket Ella dan aku ingin mengemoti toket Ella sampai dia menyerah. Kujilat puting susunya sampai putingnya berdiri tegak. Kulihat Ella seperti sudah di awang-awang, tak sadarkan diri.

Tangan Ella mulai membuka ritsleting celana gue dan berusaha mengeluarkan gue yang sudah keras sekali. Begitu semua terlepas bebaslah gue menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia telah mengambil posisi jongkok. Dia kocok-kocok gue, sepertinya dia sedang mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit. Kemudian dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan . Pertama hanya 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir seluruh masuk ke mulutnya yang seksi, sama sekali sudah tak terlihat lagi. Lalu dia mulai memaju mundurkan dalam mulutnya. Sedotan dan hisapannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku menahan rasa geli yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam mulutnya. Belum saatnya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam . Maka aku memberi tanda agar Ella berhenti sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap . Setelah rileks sedikit, Ella mulai melanjuntukan permainannya selama kurang lebih 10 menit. Ella sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar dari ujung dan menelannya.

Ella kemudian bangkit untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga melepaskan CD-nya yang berwarna krem. Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati dahulu, agar licin. Kubuka pahanya lebar-lebar. Terlihatlah Ella yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun. Sepertinya Ella memang pandai merawat kewanitaannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke . Aku sempat berpikir bagaimana kalau di tercium bau yang tidak sedap. Ah, bodo amat aku sudah bernafsu, aku tahan nafas saja.

Kubuka belahan . Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi ternyata koq baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Ella tidak berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau alami. Justru bau yang alami seperti itulah yang membuatku makin bernafsu serasa ingin melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaahh..Ella benar-benar pandai merawat . Sungguh beruntung aku.

Aku terus menjilat-jilat yang mulai basah dengan cairannya. Ella terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, desahannya makin keras seraya menggigit bibir bawahnya.
“Akkhh.. sstt.. uugh.. gilaa.. enak banget..”, desah Ella.
terasa hangat dan lembut. Betul-betuk ternikmat yang kurasakan.

Kumasukkan jari telunjukku ke dalam sambil mengait-ngaitkan ke dinding . Tentu saja Ella makin edan reaksinya, membuat semakin kelojotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pahanya hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan. Cairan yang keluar dari sampai meleleh ke pipiku dan kepahanya. Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin. Langsung aja aku hisap sebanyak-banyaknya dari . Ella sempat risih melihat perbuatanku. Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga melakukan hal yang sama pada .

Tiba-tiba Ella mendorong kepalaku dari . Kayaknya dia sudah nggak kuat lagi.
“Masukin dong punya elo, gue udah nggak tahan nich.. ayo dong sayy..”, pinta Ella dengan suara mendesah.
Aku sempat tertegun sejenak, sebab sama sekali aku belum pernah melakukannya.
“Ayo cepat dikit dong..”, katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.
Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dari film BF, gue turutin saja permintaan Ella.

Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi lebih terbuka. sudah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat mengkilat. Hal itu makin membuatku bernafsu untuk memasukkan ke . Kuelus-elus dahulu kepala ke bibir . Kudorong perlahan.. masuk sedikit demi sedkit..

Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala sudah masuk ke lobang Ella yang sudah basah dan licin tapi terasa sempit banget. Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya perawan. Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. sudah masuk setengahnya, namun masih terasa sempit sekali. Tubuh Ella sempat tersentak ketika sudah masuk seluruhnya.
“Auuwww.. sakitt.. pelann.. sstt..”, Ella sedikit menjerit.

Kutarik keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan menancap di dalamnya beberapa saat agar Ella terbiasa menerima . Kemudian barulah aku memulai gerakan maju mundur. Terasa bergesekan dengan dinding yang bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku dalam hati. terasa agak perih dijepit oleh , tapi tetap kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini.

Tampaklah pemandangan indah ketika keluar masuk Ella. sudah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli ngilu enak. Ella semakin tidak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar. Mulutnya menggigit bibirnya sendiri menahan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku sudah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak.

“Ke.. napa.. La.. ehhgg.., elo.. pe.. ngen udahann..?”, tanyaku.
“Ja.. ngan dilepas.. terussinn.. aja.. gue.. nggak.. apa.. apa.. kok.. sstt..”, kata Ella.

Goyangan pinggul Ella sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutarik keluar dan kudiamkan beberapa saat. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dari belakang. Ella berpegangan pada pintu kamar mandi, sedangkan pantatnya sudah menungging ke arahku. Dalam posisi itu lipatan terlihat lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja dengan hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab sudah terbiasa menerima .

Kali ini gerakan Ella lebih hot dari sebelumnya, ia mulai memutar- mutar pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membuat sangat geli luar biasa.. berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas..aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin mengecewakan Ella, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.

Aduhh srr.., ada cairan licin kembali keluar dari . Cairan itu makin menambah licin dinding Ella. Aku benar-benar merasakan kenikmatan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kenikmatan bersetubuh dengan Ella, sungguh aku tak akan melupakannya. Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Ella bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan kami, membuatku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Ella makin berbusa akibat kocokan .

Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika kenikmatan ini menjalar dari buah zakar menuju dengan cepat ke arah ujung . Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang luar biasa.
“Laa.. gue udah mau keluar.. nihh.. Elo.. masih.. lama.. nggak..?”, rintihku.
“Sa.. bar.. se.. bentarr.. sayaangg.. sama.. samaa.. gue.. juga.. hampir.. keluarr.. oohh.. ahhgghh..”, pantatnya menekan dengan kuat.
Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.

Bersamaan dengan itu..
“Aaahh..”
menyemprotkan air mani ke dalam lobang berkali-kali. Sampai cairan putih itu meleleh ke pahanya dan sempat menetes ke lantai. Tak kusangka banyak sekali spermaku yang berlumuran di . Ella berjongkok memegang . Lalu ia menjilat dan mengulum yang masih berlumuran sperma. Dia menelan semua spermaku sampai kepala bersih mengkilat. Dia kelihatan tersenyum bangga.

Ella kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Ella terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan orgasme. Ella memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah. Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian sensitif.

Kami membersihkan diri bersama sebelum beranjak keluar WC. Selama kami mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.Ternyata Ella mengatakan bahwa selama ini dia sudah lama menyukaiku, namun ia tidak berani mengutarakannya, sebab malu sama teman-temannya. Aku sempat tertegun mendengarnya. Kemudian aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya. Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejadian tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir.

Aku sempat khawatir kalau Ella hamil, sebab aku mengeluarkan spermaku di dalam . Aku tidak mau menikah, aku belum siap jadi bapak. Biarlah, kalaupun Ella hamil, aku akan membuat suatu rencana. Lagipula kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil peluangnya.

Selesai mandi aku menyuruh Ella keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Ella keluar, kemudian kami pergi berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat. Sampai saat ini hubunganku dengan Ella masih berjalan baik, cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di WC dulu.

Beberapa minggu setelah kejadian itu aku mendengar fakta dari teman-temannya bahwa Ella itu sebenarnya cewek yang haus seks. Dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dari kalangan mahasiswa atau om-om. Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab walaupun masih rapat seperti perawan, namun aku tidak merasakan menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dari lubang .






Agent Judi Online Terpecaya
Ayo Buruan Gabung bersama kami
SMS        : +85512337250
BBM        :  26567C1F
WE CHAT    : POKERMANIA88
WHATSAPP   : POKERMANIA88
YM         : cs_pokermania88

daftar dan menangkan hadiah JackPot Di Agent kami!!!!!

Sabtu, 21 November 2015

Ibu Tiri ku yang seksi

Pokermania88.com  Jam loceng telah tunjukkan jam 5. 00 pagi. Liana memanglah tak bisa memejamkan matanya. Senang telah dipujuk namun ke-2 matanya masih tetap lagi galak, segera belum tunjukkan sinyal tanda mau pejam. Sedikit juga tak dirasa hasrat untuk tidur meskipun malam sudah larut. Tak seperti lelaki yang terdampar di sampingnya yang sudah lama dibuai mimpi.

Liana memandang muka lelaki yang umurnya telah melebihi separuh era. Bertubuh kurus serta berkulit sawo masak. Rambutnya yang mula memutih tunjukkan sinyal usianya yang sebenar. Badan kurus lelaki itu juga jadi tatapan nakal mata bundar Liana. Liana lihat sekujur badan lelaki itu yang terlentang telanjang tertidur nyenyak di sisinya.
Liana kecewa lihat begitu lenanya lelaki itu tidur. Pasti sekali kerana keletihan, sesudah nyaris separuh dari malam yang semakin tua itu dia berupaya menunjukkan kejantanannya yang makin luntur, seperti malam-malam pada awal mulanya. Namun akhirnya terus sama. Lelaki itu tertewas awal saat sebelum Liana meraih klimaks. Cuma kegelisahan yang temaninya tiap-tiap malam.
Liana tidak bisa melelapkan matanya meskipun tubuhnya merasa letih melayan tiap-tiap keghairahan lelaki itu dengan penuh rasa ikhlas. Tiap-tiap inci badannya sudah jadi santapan berahi lelaki yang berumur 50 th. yang tengah tidur itu sampai dia merasa lesu sekali. Jadi Liana masih tetap bisa rasakan cairan hangat benih lelaki itu yang isi ruangan wanitaannya. Tetapi keletihan ltu belum cukup untuk bikin Liana mengantuk.
Liana yang berusia dua beberapa puluh itu masih tetap terbayang tekanan ayahnya supaya berkahwin dengan penghulu pencen beranak satu yang kematian isteri dua th. lantas. Ayahnya banyak berhutang dengan penghulu Pak Daud. Untuk menebus semua hutangnya jadi Liana diserahkan ayahnya juga sebagai isteri Pak Daud.
Dalam sangat terpaksa Liana terima lamaran Pak Daud meskipun dia sudah memiliki kekasih saat itu. Mulai sejak itu dilaksanalah tugasnya juga sebagai isteri yang taat. Kehendak sex Pak Daud dilayan dengan baik namun kehendak seksnya yang membara itu tidak bisa disempurnakan oleh Pak Daud dengan baik.
Perlahan Liana turun dari katil, mengutip baju tidurnya yang terdampar diatas lantai bilik lantas menyarungkan ke badannya yang juga berkeadaan telanjang. Lalu Liana keluar dari bilik menuju ke bahagian dapur. Dia mau membasahkan tekaknya yang merasa dahaga.
Dalam perjalanannya ke dapur, Liana melewati bilik Arif anak lelaki tunggal Pak Daud yang masih tetap bersekolah tingkatan tiga. Dilihatnya pintu bilik itu tak tertutup rapat serta lampu bilik masih tetap lagi menyala jelas mengisyaratkan penghuni bilik itu masih tetap belum tidur.
Liana hampiri daun pintu bilik yang terbuka lantas mengintai ke. Di perhatikan yang budak lelaki remaja itu tengah bertumpu malas di kepala katil bujangnya. Matanya juga tengah demikian tajam memandang suatu buku yang terbuka di tangannya. Judul buku itu bikin Liana tersenyum, serta satu fikiran yang nakal mula menyelusup di hati wanita itu.
" Arif belum tidur lagi ke? " bertanya Liana pada anak tirinya, Arif yang tengah leka membaca buku lucah...
" Arif belum tidur lagi ke? " bertanya Liana pada budak lelaki remaja belasan th. itu sembari menampik daun pintu bilik hinggakan ianya terbuka luas.
Aksi Liana itu sudah mengagetkan budak lelaki remaja yang tengah khusyuk itu.
" Eh, Kak Liana! " masalah pemuda itu agak terperanjat, sembari berupaya menyelitkan buku yang dibacanya itu dibawah bantal. Harapannya supaya wanita yang berumur 25 th. itu tak pernah membaca judul buku itu.
" Kak Liana.... bapak dah tidur ke? " masalah budak lelaki remaja itu sembari berupaya menyingkirkan rasa terperanjat serta gugup dengan hadirnya Liana yang mendadak.
Arif membahasakan ibu tiri pada ibu tirinya yang muda itu. Ibu tirinya itu cuma dua puluh th. saja lebih tua darinya. Liana juga lebih sukai Arif memanggilnya ibu tiri dari pada ibu atau makcik.
" Telah, keletihan nampaknya, " jawab Liana tanpa ada segan silu, kerana dia sedar budak muda remaja itu memanglah telah kian lebih tahu perihal jalinan sebenar pada Liana serta orang tuanya.
" Akak tidak bisa nak tidur, malam ni panas benar, " tutur wanita itu lagi tanpa ada butuh di tanya.
“Yalah, Kak Liana, " Man mengangguk sepakat.
Mata Arif mencuri-curi lihat badan montok ibu tirinya. Liana perasan Arif memerhatinya namun Liana buat-buat tidak tahu sahaja. Tergiur juga budak remaja yang tengah berkembang itu. Kesuburan badan genit wanita itu sangat terserlah meskipun cuba disembunyikan di sebalik kain batik kemban yang membaluti badannya. Lebih-lebih lagi di bahagian dada yang membusung.
" Buku apa yang kau baca tadi, Man? " masalah Liana sembari segera tak ambillah cerita dengan renungan nakal mata budak remaja itu pada batang badannya.
Dia seperti berniat membiarkan budak lelaki remaja itu membersihkan mata sesekali. Penambahan juga Liana sendiri merasa seronok jika di perhatikan demikian.
" Buku narasi, Kak Liana, " jawab Arif cuba berbohong.
" Narasi sex, kan? " teka Liana dengan senyuman penuh arti.
Arif hanya dapat tersengih malu karena rahsianya di ketahui. Berwajah bertukar merah padam….
" Eeerr…. takde la Kak Liana. Sa.. saya tidak baca citer lucah jenis tu.., " Arif masih tetap menafikannya.
" Janganlah bohong..! Akak tahu, " pintas Liana sembari matanya mengenyit nakal.
Arif segera berdiam tergamam.
" Akak nak tengok dalam waktu relatif cepat ; " pinta Liana, sembari melabuhkan punggungnya yang bulat serta padat itu diatas tilam, benar-benar bersebelahan dengan badan budak lelaki remaja tersebut.
Pokermania88.com 

Tangannya dihulur ke bawah bantal Arif sembari tubuhnya dirapatkan ke muka budak lelaki remaja itu. Arif tercium bau tubuh Liana yang harum. Nafsu mudanya mula bangkit. Muka Arif terlihat merah padam menahan malu. Daging tetek Liana yang berbalut kain batik kemban menyentuh kulit pipinya.
" Apa yang terpacak dibawah selimut tu? Masya Allah..! Arif telanjang bulat ke bawah selimut tu..? " bertanya Liana sembari menunjuk selimut yang tutup tubuh Arif.
Arif tertunduk malu sembari cuba tutup benjolan dibawah selimut yang tutup badannya yang telanjang bulat. Liana lihat Arif serba tak terkena. Berwajah makin merah padam diasak pertanyaan oleh ibu tirinya yang genit.
Liana meraih buku lucah yang di baca oleh Arif tadi. Buku itu bertopik ‘Koleksi Narasi Persetubuhan SumbangMuhrim’. Liana menyelak-nyelak helaian buku itu yang mula membaca mukasurat yang menarik perhatiannya…
“Batang konek Tajul menujah-nujah lubang faraj ibunya dengan tanpa ada perasaan bersalah. Rogayah mengerang-erang kesenangan ketika lubang farajnya dicerobohi oleh batang konek anak lelakinya sendiri. Kedua-dua ibu serta anak itu terbenam dalam perzinaan yang haram itu…. ” Liana membaca sebahagian dari cuplikan narasi buku itu.
Arif tertunduk menahan malu yang sangat sangat…
" Terlepas baca buku jenis ni apa yang Arif buat..? Melancap ke…? " bertanya Liana sembari menempatkan buku lucah itu kembali di pinggir katil.
" Eerrmm…kadang-kadang…tak tahan... " jawab Arif tersekat-sekat
“Arif pancut kat mana…? ’ bertanya Liana.
“Eerr…pancut atas cadar tilam jer…. ” jawab Arif tertunduk malu.
" Air mani Arif itu tidak elok dibuang merata-rata. Benih pekat Arif itu pantas disemai pada tempat yang sepatutnya. " Tutur Liana
Budak lelaki remaja yang berumur 15 th. itu tergamam sesaat mendengar kalimat ibu tirinya itu. Tidak terduga olehnya yang Liana bakal berkata sebegitu. Dia memandang muka Liana yang ayu itu sembari cuba menyelami maksud yang tersirat di sebalik kalimat wanita itu.
Tengah dia asik melayani konsentrasi itu, mendadak dia tersedar yang jari-jemari Liana sudah juga menyelusup masuk ke selimutnya. Batang pembiakannya yang keras tegang layak digenggam serta dibelai mesra oleh jari jemari Liana yang halus itu.
" Eh, Kak Liana...! Apa yang akak buat ni? " masalah budak lelaki remaja itu kerana terperanjat dengan perbuatan Liana yg tidak semena-mena itu.
" Syyyh... Janganlah banyak masalah Arif, " tutur Liana yang rasakan kewanitaannya seperti tercabar dengan sikap malu serta keanak-anakan Arif. Makin meluap luap hasratnya untuk merasai keterunaan anak lelaki tirinya yang masih tetap remaja itu.
" Kak.. Liana... eerrmm…. aahhh... ja.. jangan… " dengus Arif yang dirundung keenakan. Dia seakan-akan tak yakin dengan apa yang tengah diperlakukan oleh ibu tirinya pada batang konek remajanya.
Arif cuma dapat terbaring sembari nikmati belaian jari-jemari lembut ibu tirinya, Liana....
Apa yang tengah berlaku seperti satu mimpi. Dia cuma dapat nikmati belaian jemari lembut Liana yang demikian mesra serta mengasyikkan. Liana juga makin galak membelai batang pembiakan budak lelaki remaja itu yang sememangnya cukup tegang serta keras dibawah selimut yang nipis.
Tergerak di hatinya untuk menyuruh budak lelaki remaja itu menyelak selimutnya serta sekalian mendedahkan batang konek kepunyaannya. Namun menyedari yang Arif masih tetap malu-malu, Liana namun memutuskan untuk membiarkan dahulu. Tak perlu tergesa-gesa, fikirnya sembari selalu galak mengurut-urut batang konek pembiakan Arif.
Batang konek budak lelaki remaja itu digenggam dengan jari-jemarinya yang halus. Dengan style yang lembut serta perlahan-lahan Liana menggerakkan genggamannya, dari bawah kepala konek sampai turun ke pangkal, lantas naik awal mulanya ke atas. Sesekali kerandut telur batang konek budak lelaki remaja dipegang-pegang dengan ramasan yang serba mesra.
“Kak Liana.. uurrhh…eerrmm…ta.. tidak tahan lagi….!! " jerit budak lelaki remaja itu mendadak. Badan remajanya mengeletik-geletik tak keruan seperti alami kekejangan...
Kemahiran seni belaian jari wanita itu sudah membikinkan si budak lelaki remaja itu tak akan bisa membendung kemuncak nafsu syahwatnya. Tetapi jeritan amarannya itu telah agak lewatkan. Sebagian detik kemudiannya, Arif mengerang-erang keenakan pada saat benihnya memancut-mancut keluar dari batang pembiakannya yang menyentak-nyentak keras.
“Aaarrhhh…Kak…Lianaaaa…AARRHHKK….!! ” jerit Arif ketika air mani pekatnya memancut-mancut keluar saat batang koneknya terus-menerus diurut-urut oleh ibu tirinya sendiri. Mukanya merah kerana terlampau awal tewas di tangan Liana.
“Eerrm.. Arif ni cepat sangatlah terpancut. Terperanjat akak dengan pancutan pekat Arif ni... " ucap Liana lembut seperti terperanjat dengan apa yang sudah berlaku.

Cukup banyak air mani si budak lelaki remaja sudah diperahnya. Habis jari jemarinya berlengas-lengas dengan cecair yang serba melekit-lekit itu. Tetapi tangannya masih tetap belum mahu ikhlas melepas batang konek punya si budak lelaki remaja itu.
" Ini kali pertama Arif ke..? " masalah Liana sembari memandang ke muka budak lelaki remaja itu. Dia sangat mengerti keadaannya.
" Eermm.. yea, kak. Tidak pernah wanita lancapkan batang konek Arif saat sebelum ni. " angguk Arif selalu jelas.
Hakikat ketewasan yang sebegitu mudah masih tetap lagi tidak bisa di terima Arif. Saat Liana cuba bangkit bangun, Arif memegang bahu Liana menahannya. Demikian nekad dia melakukan tindakan menghalang Liana dari pada bangun berdiri. Dia seakan tak mengizinkan wanita itu keluar meninggalkannya. Nafsu syahwatnya sudah dirangsangkan serta mahukan peluang untuk menerokai rahsia kewanitaan punya isteri muda bapanya. Dia betul-betul mahu menunjukkan kejantanannya pada Liana.
“Nanti Kak Liana…. beri la kesempatan ke-2 pada Arif. Arif bakal cuba tahan air mani Arif lebih lama. ” bujuk Arif telah mula terangsang.
" Sabar Arif, akak bukanlah nak ke mana-mana, " lembut Liana bertemura seakan-akan bisa membaca fikiran Arif.
Liana perlahan mula meleraikan ikatan kain batik kemban yang membaluti badan montoknya. Sebagian detik lalu terpisahlah kain batik Jawa itu dari batang badan gebunya itu.
" Kak Liana…. " rengek budak lelaki remaja itu yang betul-betul mengagumi akan.
Sampai kini dia cuma bisa memikirkan saja keayuan badan wanita itu. Namun saat ini, nyaris semua keindahan lahiriah wanita itu terpampang spesial buat tatapan matanya. Liana terasa cukup tersentuh jika menyedari bakal pancaran kekaguman yang terpancul dari sepasang mata budak lelaki remaja itu.
Demikian terpukau Arif memandang kesuburan dua daging tetek susu subur punya ibu tirinya. Saat ini tidak ada seurat benang yang tutup badan bogel Liana saat ini. Dia melabuhkan kembali daging bontotnya yang bulat serta padat itu diatas tilam bujang Arif. Liana mengadapkan tetek gebunya ke arah budak lelaki remaja belasan th. itu. Dia pasrah merelakan kegeraman mata budak lelaki remaja itu memandang sepasang daging bersusu subur yang membonjol di dadanya.
Arif mengangkat mukanya perlahan serta merenungi juga muka manis Liana yang tengah tersenyum mesra. Dari raut muka budak lelaki remaja itu, Liana telah bisa membaca bahawa ada satu bara hasrat yang tengah membahang di hatinya. Dia cukup tahu bakal maksud hasrat itu.
" Hisap la Arif, tidak butuh malu-malu. Tetek akak ni tengah menantikan nyonyotan rakus bibir remaja Arif tu… " ucap mesranya yang mempunyai tujuan mengundang.
Pada awalnya si budak lelaki remaja itu masih tetap terlihat teragak-agak untuk menjamah dagin tetek kembar punya Liana. Tetapi luapan nafsunya makin keras menekan supaya selekasnya disambut bakal undangan nakal itu.
“Cepat Arif..! Nyonyot tetek akak ni..! Tunjukkan kejantanan Arif tu..! Janganlah jadi teruna DAYUS..! ” teriak Liana berniat mengapi-apikan nafsu syahwat anak lelaki tirinya.
Teriak Liana yang mengapi-apikan nafsu syahwatnya membikinkan Arif jadi nekad. Layak ke-2 tangann remajanya menerkam tetek ibu tirinya yang masih tetap kenyal serta mengkal itu. Pertama kalinya Arif menyentuh sepasang daging tetek seseorang wanita. Dielus-elusnya mesra. Kelunakan ke-2 mahkota kebanggaan Liana itu diakukan dengan serata-ratanya.
“Eerrmm…aarrhh…se.. dappp…. Arif…” terbit desihan manja dari bibir mongel wanita itu.
Usapan perjumpaan nakal si budak lelaki remaja itu pada bongkahan daging tetek kembarnya sudah merangsangkan urat-urat kesenangan di tetek gebunya. Mata Liana yang bundar itu segera memejam. Dia leka berkhayal melayani cucuran kesedapan yang menghurungi sepasang tetek bersusunya itu.
“Uuurrhh…jangan usap jer…ramas-ramas tetek akak tu…Picit kuat-kuat putting tetek akak tu…” rengek Liana dengan matanya yang kuyu menahan kesenangan.
Lihat reaksi Liana yang sebegitu rupa, si anak tiri jadi semakin berani. Karena jari-jarinya juga mulalah memicit-micit nakal untuk menguji step kekenyalan tetek pejal Liana. Terlepas tu barulah dia meramas-ramas ke-2 belon daging susu itu dengan penuh berang.
Surprise itu memaksa Liana merengek-rengek diantara rasa geli serta enak yang bercampur-baur. Muka manis itu serba kemerahan disebabkan dibakar keghairahan. Pada saat si anak tiri juga makin rakus ketika meramas serta menguli bonjolan daging susu suburnya itu. Mata Liana rapat terpejam. Sesaat bibirnya juga tidak henti-henti menyampaikan rintihan serta rengekan nafsu.
Keberanian Arif semakin terdorong dengan reaksi Liana yang demikian rupa. Karena dia juga mula menunduk, merapatkan mukanya juga ke tetek berombak Liana. Liana buka ke-2 kelopak matanya buat saat itu juga jika rasakan nafas-nafas hangat budak lelaki remaja itu menyapu di pangkal teteknya. Dia pernah melihat bibir Arif menaup puting susunya yang di samping kiri.
" Ahhh... Arif.... Arrrnhhh... " rengek wanita itu penuh ghairah, ekoran dari sedutan untuk sedutan bibir rakus si budak lelaki remaja itu.

Jari-jemari Liana menggenggam sejemput helaian rambut di kepala anak tirinya. Manakala tetek montoknya pula dibusungkan ke hadapan untuk menyuakan lagi tetek susunya untuk dibaham si budak lelaki remaja itu. Arif terus ghairah menyonyot-nyonyot puting tetek Liana. Kemanisan susu milik Liana mula memancut-mancut ke dalam tekak dahaga Arif. Budak lelaki remaja itu begitu rakus menyonyot-nyonyot cecair putih pekat yang memancut itu seolah-olah sewaktu kecilnya dahulu dia tidak puas menyusu.
“Eerrmm…aaarrrhhh….jan..jangan gelojoh sa…sangat, Arif. Sa…sakit tetek akak dibuatnya..eeenngghh….” erang Liana sedikit perit.
Dari tetek yang kiri, beralih pula bibir Arif ke tetek sebelah kanan. Begitu lahap si budak lelaki remaja itu berulang-ulang kali memerah kesuburan gudang susu kepunyaan si Liana. Kelahapan si budak lelaki remaja terhadap sepasang payudara itu telah berjaya menenggelamkan Liana di dalam lautan nafsu syahwat.
Sedang bibirnya giat mendera tetek subur wanita itu, tangannya pula mula merayap nakal. Segenap inci tubuh genit Liana itu dijalarinya. Kehangatan telapak tangannya itu begitu giat menerokai seluruh pelusuk tubuh Liana.
“Arif.... Aaarrhh.... Please be gentle....." bibir munggil Liana mendesis-desis dengan penuh manja apabila merasai kesan rabaan rakus yang menjalari tubuhnya.
Telapak tangan si budak lelaki remaja itu bergerak merentasi perutnya yang landai lalu menghinggapi bahagian pangkal pahanya. Keadaan di situ kian membengkak lantaran diusik-usik jari-jemari budak remaja itu.
"Arif….jangan, sayang….." Liana menyeru nama budak lelaki remaja itu dengan nada separuh merayu. Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi.
Namun budak lelaki remaja itu bagaikan tidak mendengar akan rayuan ibu tirinya itu. Malah Liana rasakan semakin lama semakin rakus sepasang tetek bersusunya itu dikerjakan Arif.
"Arif... Please….cukup la tu...." rengeknya lagi sambil menolak tubuh budak lelaki remaja itu menjauhi tubuhnya.
Tindakkan Liana itu memaksa Man menghentikan nyonyotan bernafsunya.
"Kenapa Kak Liana?" soal Man yang bagaikan tidak puas hati dengan tindakan Liana itu.
Bibirnya berketap dengan penuh geram. Kesan kesan yang serba kemerahan penuh terpalit pada kedua gudang susu wanita itu akibat dari kerakusan serangan berahinya tadi.
"Akak dah tak tahan ni.... Biar akak pula yang ambil alih…." jawab Liana dengan senyuman nakal.
Dengan perasaan tidak sabar Liana terus menarik selimut nipis yang menutupi tubuh muda remaja Arif. Tindakan pantas Liana itu telah membebaskan batang pembiakan anak tirinya yang tadi bersembunyi. Selimut nipis itu dicampakkannya di lantai bilik bujang Arif. Kini alat sulit mengawan Arif sudah pun bebas membatang segar di pangkal pahanya. Liana menjilat-jilat bibirnya sendiri apabila melihatkan kehebatan batang alat mengawan budak lelaki remaja itu.
“Eerrmm..boleh tahan besarnya…..tujuh inci….I loike..!!” ujar Liana kagum.
Pantas Liana memanjat naik ke atas katil bujang itu dan mula mengangkangi tubuh kurus budak lelaki remaja yang berkeadaan separuh baring itu.Kawasan segitiga berahinya diposisikan supaya berada betul-betul di atas batang pembiakan segar yang sedang tegak menongkat langit itu.
“Eerrghh…akak….sa…saya tak pernah buat lagi ni…” ujar Arif gementar memikirkan nasib keterunaannya.

“Jangan risau Arif, sayang. Biar akak yang uruskan urusan ‘pecah tanah’ teruna Arif ni. Arif duduk je diam-diam…” arah Liana tersenyum sinis.
Liana tunduk lalu mempertemukan kedua ulas bibir pantatnya yang ranum kepada bibir kepala konek budak lelaki remaja itu. Melihatkan keadaan Arif yang begitu gementar, Liana menghadiahkan sebuah kucupan yang manja dan ghairah di bibir anak tirinya itu. Arif hanya mampu mendiamkan diri menikmati kemanisan bibir mongel ibu tirinya itu.
Sedang Arif dibuai keasyikan kucupan ghairah yang dihadiahkan ibu tirinya itu, secara diam-diam pula Liana merapatkan rekahan bibir pantatnya ke hujung kepala konek anak tirinya yang tegak menegang kukuh. Jari-jemari Liana yang mulus dengan lembut menggenggami batang konek milik Arif. Kepala konek budak lelaki remaja itu pula dengan perlahan-lahannya dipertemukan pula pada bibir pantat Liana yang sudah lama becak kebasahan.
“Aarrhh…iisskk…akak…” dengus Arif apabila sesuatu yang basah dan hangat menyentuhi kepala batang koneknya.
Arif mula menyedari akan apa yang sedang Liana lakukan. Dengan terburu-buru dan tidak sabar, Arif menujah bahagian bawah bontotnya ke atas. Tindakan Arif itu telah menyebabkan kepala batang koneknya secara tiba-tiba dan kasar menerobos masuk di antara bibir pantat Liana.
"Arif..! Ahhh.. jangan....!!" teriak Liana dengan penuh manja seolah-olah belum bersedia untuk menerima kehadiran batang pembiakan muda remaja milik Arif yang menujah menerobos secara tiba-tiba.
“Urrghh….aarrhh….dah masuk pun..aarhh…Kak Liana…!!” teriak Arif menahan lazat yang maha hebat.
Buat julung kalinya dia merasai nikmat persetubuhan haram. Arif dapat merasakan yang lubuk pembiakan milik Liana itu begitu sendat dan serba hangat biarpun lenjan basah.
“Eerrmm…aarrhh…Arif ni…aaarrhh…gelojoh sangat….” balas Liana sambil mengenggam baki batang konek Arif yang masih di luar lubang pantatnya itu.
Sebenarnya Liana memang telah menjangkakan sikap gelojoh dan rakus budak lelaki remaja yang masih mentah itu. Genggaman jari-jemari Liana telah berjaya menghalang penerokaan keseluruhan batang konek tersebut ke dalam lubuk pantat tembam Liana. Hanya kepala batang konek Arif sahaja yang terperangkap di antara bibir lembab pantat Liana itu.

"Arif, sayang….…biar akak saja yang buat," pujuk Liana dengan nada manja yang bertujuan untuk memujuk budak lelaki remaja yang sememangnya sudah tidak mampu lagi bersabar menyerahkan terunanya pada Liana..
Arif menatap wajah ayu Liana yang masih kemerahan dibakar ghairah. Lalu dia pun mengangguk perlahan, seolah memberi persetujuan. Maka dengan perlahan-lahan, Liana pun menolak daging bontot padatnya ke bawah, agar batang pembiakan budak lelaki remaja itu dapat memulakan penerokaan nafsu ke dalam alur pantat tembamnya.
Sedikit demi sedikit ianya terbenam ke dalam tubuh Liana. Kehadiran batang penceroboh remaja itu mulai mengisi ruangan lubang nafsu yang memang dah bersedia menantikan pencerobohan haram tersebut.
"Aaahhh…uurrhh....." keluhan enak wanita berpengalaman itu terpacul ketika menyambut kehadiran batang pembiakan Arif yang begitu keras membatang segar.
“Ooorrhh….akakkk….eerrgghhhh….ke..ketattttt….” erang Arif tidak tertahan lagi.
Budak lelaki remaja itu mula mengeluh kelazatan. Geseran hangat pada dinding pantat Liana yang ruangnya memang sendat itu mencengkam batang konek si budak lelaki remaja dengan keenakkan yang tidak terhingga.
"Sabar Arif, sayang..... Sikit saja... aarrhhh ... lagi ... Teruna Arif akan jadi milik akak…aarrhh…sebentar jer lagi….uuuhhh…." Liana berbisik manja ke telinga Arif tatkala budak lelaki remaja itu mula terkial-kial ingin mengangkat bahagian bawah tubuhnya.
Desakan nafsu syahwat Arif jelas menyuruhnya untuk menikam terus batang konek remajanya terus ke dalam lubuk pembiakan Liana yang sudah hangat membecak. Liana sendiri kian gagal mengawal kerakusan si budak lelaki remaja itu. Kedua-dua tangan Liana berusaha menahan kelangkang anak tirinya dari menujah terus ke atas. Namun tangan Arif yang bertenaga itu pantas menepis dan menguis ke dua-dua tangan Liana dan……….
“YEEAARGGHHH….!!!!!! Aaarrggghhh….!!!! Masuk juga akhirnyaaa…!!!!” jerit Arif sambil memegang erat kedua-dua tangan Liana dan pada waktu yang sama menunjal keras batang koneknya ke atas menyebabkan keseluruhan tujuh inci batang koneknya terbenam menyumbat rapat lubang pembiakan subur ibu tirinya itu.
Akhirnya, bulu-bulu lebat d di pangkal paha kedua-dua tubuh Liana dan Arif saling bertemu bersimpul. Liana baru menyedari bahawa lubang pantatnya kini terasa begitu sendat disumbat oleh batang konek anak tirinya yang sememangnya besar dan panjang. Liana merasakan yang batang konek kepunyaan Arif lebih padat dank eras berbanding dengan Pak Daud, ayah Arif.
Dengan sekali henyak batang konek Arif tersumbat jauh dalam lubang pantat Liana....
“Eeergghh…uuugggghh….sendat betul lubang…akak ni…batang konek Arif ni terasa berdenyut-denyut kuat…aaarrgghhh…” rengek Arif dengan nafas yang mencungap-cungap.
Liana membiarkan dulu batang konek Arif terbenam di dalam tubuhnya beberapa ketika untuk menikmati kehadirannya. Dada kurus Arif turun naik kencang menahan rempuhan perasaan berdebar lantaran kehilangan terunanya sebentar tadi. Liana mula perasan yang kerandut telur Arif mula mengecut menandakan yang air mani pekatnya mula berkumpul dengan kadar banyak dan cepat. Denyutan batang konek anak tirinya yang masih tersumbat jauh dalam lubang peranakannya juga semakin kuat.
“Ahh…nampaknya batang konek si Arif ni hampir nak terpancut. Aku tak boleh biarkan saja ni…” fikir Liana dalam hatinya.
Menyedari yang anak tirinya akan mencapai klimaksnya terlalu awal, Liana tunduk mengucupi bibir budak lelaki remaja itu dengan penuh berahi. Lidahnya nakal menggauli lidah budak lelaki remaja itu.
“Sluuurrpp…sluuurrpp…chuurrpp…chhuuurrrpp…” lidah Liana dan Arif saling berbelit-belit di dalam mulut budak lelaki remaja itu menghasilkan bunyi berdecup-decup basah…
Dalam kesempatan itulah Liana mengangkat kembali daging bontot padatnya perlahan-lahan, membuatkan batang konek budak lelaki remaja itu bergerak keluar meninggalkan lubang pembiakannya. Tetapi Arif segera tersedar akan perbuatan ibu tirinya itu dan tangan remajanya pantas menangkap pinggang ramping Liana. Arif yang nyata tiada pengalaman, bagaikan tidak mengizinkan pemisahan sementara itu.
"Sabar sayang ... kejap lagi akak jamin lubang pantat subur akak tu akan menjadi milik Arif untuk buat apa saja," Liana memujuk manja sewaktu kepala konek Arif hampir-hampir terpisah dari bibir pantatnya yang basah itu.
“Kenapa Kak Liana….? Arif tengah stim giler tadi…” ujar Arif agak hampa.
“Tak boleh, Arif. Tadi akak tengok Arif dah hampir nak terpancut. Akak nak Arif bertenang dulu. Ambik nafas dalam-dalam okay..” nasihat Liana.
Arif mengangguk tanda faham. Tubuhnya kembali terbaring sambil cuba menenangkan perasaan gelojak remajanya itu. Di waktu yang sama Liana mula mengurut-urut perlahan-lahan batang pembiakan anak tirinya untuk memastikan yang batang daging segar keras itu sentiasa keras dan tegang tanpa kehilangan momentum kerasnya walaupun sedikit.
“Eeerrrmmm…aarrhh…uuurrhhh…akak….Arif rasa dah okay dah…dah tenang….” ujar Arif setelah 3 minit berehat.
“Bagus sayang….. kita boleh sambung kembali perzinaan haram kita ni…Akak pun dah tak sabar dah….” balas Liana sambil kembali mencangkung di atas tubuh remaja Arif.
Apabila Liana merasakan yang batang konek Arif sudah cukup keras dan tegang dia pun menekan kembali bontot padatnya ke bawah perlahan-lahan. Sedikit demi sedikit batang pembiakan anak tirinya menerobos masuk dan akhirnya terbenamlah daging keras bernafsu budak lelaki remaja itu di celah kelangkang Liana. Liana mula mengepam-ngepam tubuh montoknya turun naik beberapa kali. Cukup perlahan dilakukannya bagi membiasakan batang remaja itu dengan kesedapan lubang pantatnya.

“Uuuurrghh….eeerrgghh…eeaarrhh….see…dappp…sayang….” rengek Liana penuh kenikmatan.
Liana terpaksa berhati hati kerana tidak mahu Arif memancutkan air mani pekatnya terlalu awal. Setiap kali daging tegang tunggal budak lelaki remaja itu bergerak masuk dan keluar lubang pantatnya, setiap kali itu juga bibir pantatnya seperti di sedut masuk dan terjuih keluar. Alur daging keras budak lelaki remaja itu kian lancar merodok-rodok lubang peranakan subur milik Liana. Liana sendiri kian galak mengepam-ngepam daging padat bontotnya ke atas dan ke bawah. Jeritan-jeritan ghairahnya kian menjadi-jadi, memenuhi ruang bilik itu.
Arif pula mula aktif mainkan peranannya sebagai pasangan mengawan Liana. Budak lelaki remaja itu menujah-nujah bontotnya ke atas setiap kali Liana menekan lubang pantatnya ke bawah. Arif sedaya upaya menahan sambil merengus-rengus apabila lubuk peranakan Liana menyalurkan keenakkan kepada batang pembiakannya. Namun pengalaman cetek Arif tidak mampu menandingi pengalaman seks ibu tirinya. Dalam masa tidak sampai 10 minit Arif merasakan yang cecair pekat hangat yang tersimpan rapi dalam kerandut telurnya mula mendidih dan akhirnya meletup jua..!!
“Urrrgghh….sa..saya dah tak tahan ni.….Arif dah nak pancut air mani ni…Aaarrrgghh….” jerit Arif tatkala air benih suburnya memancut-mancut keluardan terus meleleh-leleh membasahi alur lubang peranakan Liana.
Di dalam kehangatan lubuk peranakan Liana, batang konek Arif telah diselaputi sepenuhnya oleh cecair lendiran nafsu batang koneknya yang telah memancut keluar dengan pekat dan banyak. Takuk batang konek Arif menggedik-gedik dan mencanak-canak seperti mahu melepaskan diri dari ruang sempit di dalam saluran pembiakan ibu tirinya itu. Setiap kali Arif mengundurkan batang koneknya, Liana akan menekan ke bawah daging bontotnya padat-padat lalu dilenyek-lenyekkan untuk menikmati kelazatan yang maksimum. Senak perut kurus Arif dibuatnya apabila dihempap-hempap oleh tubuh montok ibu tirinya.
“Uuurrggghh…Arif dah puas, Kak Liana….eerrmm…penat la…” rengek Arif keletihan setelah pertama kali klimaks di dalam lubang pantat seorang wanita subur.
Melihat anak tirinya sudah keletihan, Liana perlahan-lahan mencabut keluar batang konek budak lelaki remaja itu. PLOOPP..! Kedengaran bunyi vakum yang terhasil apabila kepala cendawan konek Arif meninggalkan lubang peranakan Liana.
“Arif kena layan akak lagi. Akak belum klimaks lagi ni. Puaskan lubang berahi akak ni baru Arif boleh rehat dan tidur.” ujar Liana dengan nada agak hampa setelah Arif seperti tidak larat meneruskan persetubuhan haram mereka ini.
Liana lantas menonggeng pula di atas tilam bujang. Bontotnya dinaikkan dan ditonggekkan tinggi. Bahu dan mukanya di rendahkan dan dibaringkan rata di atas tilam. Keadaan posisi Liana kini seolah-olah sedang sujud sembahyang.
“Cepat Arif..! Jangan berhenti lagi. Puaskan lubang pantat akak ni. Cepat sikit..! Waktu solat Subuh dah hampir menjelang..!!” perintah Liana dengan nada keras.
“Eeerr…b..baik..Kak Liana….” ujar Arif serba salah. Walaupun badannya lesu dan letih, namun batang koneknya masih berada dalam keadaan keras dan tegang.
Dalam keadaan ibu tirinya sujud menonggeng seperti anjing betina hendak mengawan itu, Arif membawa daging batang koneknya dan mengeselkan bibir kepala koneknya di celah bibir pantat Liana. Menitik-nitik air mazi Arif apabila bontot Liana yang berisi dan berlemak itu menonggek di hadapan matanya. Jelas kelihatan simpulan dubur dan pantat tembam Liana. Simpulan lubang dubur ibu tirinya itu jelas mengundang perasaan berahi yang amat sangat. Arif mengambil keputusan yang dia ingin meliwat lubang najis ibu tirinya sendiri. Dia lantas menguak simpulan lubang dubur Liana dengan kepala koneknya dan perlahan-lahan menekan lembut sehinggalah keseluruhan kepala koneknya yang berbentuk cendawan tersumbat padat dalam lubang najis Liana.
Liana yang dari tadi dibuai kenikmatan tersentak apabila terasa lubang duburnya di cerobohi sesuatu. Dia baru menyedari yang anak tirinya mempunyai niat untuk meliwat lubang najisnya itu.
“Eehh…Arif, bukan lubang tu…jangan masuk dalam lubang najis tu..! Jangan…jangaaAAARRHHKK..!!” bantahan Liana sudah pun terliwatterlewat apabila Arif terlebih dahulu menyantak masuk batang koneknya secara mengejut dan kasar.
“YEAARRGGHH…!!!! Aaahh…ketat..nyer…lubang najis akak ni…eeerrghh…!” Arif mengerang-erang dengan penuh lazat.
Meremang roma dan meleleh liur Arif ketika kulit batang koneknya mengengsot dan menggesel rongga lubang dubur ibu tirinya. Sebentar kemudian Arif menyantak lagi batang pembiakan muda remajanya di dalam lubang dubru seorang ibu tiri yang subur. Liana melalak dan merengek ketika simpulan lubang duburnya yang empuk dan sempit itu ternganga luas lantaran disodok oleh Arif. Arif terus menyontot luabng najisLiana semahu-mahunya. Badan ranum ibu tirinya itu sangat lazat dan enak. Kemampatan dan keberatan bontot Liana menghukum batang konek remaja Arif dengan kemutan padu yang mampu membuatkan batang konek mana-mana lelaki memancut dengan cepat.
“Yaarrgghh…Eeaarrgghh….perlahan sikit Arif…Lubang dubur akak ni…terasa perit sangat…Eeaarrrhkkkk….!!” melalak-lalak Liana dibuatnya tatkala lubang duburnya dihukum sula dengan begitu kasar sekali oleh batang konek anak tirinya.
Arif menujah-nujah lubang dubur ibu tirinya dengan penuh bernafsu sekali....
Setelah sepuluh minit lubang dubur Liana dihukum sula, akhirnya wanita matang itu tertewas jua. Melalak-lalak betina subur itu mencapai kemuncak kepuasan. Lubang pantatnya memancut-mancut air maninya sehingga membasahi tilam bujang Arif.. Paha dan betis montok Liana mengejang-ngejang dan badan mantapnya pula menggelupur penuh dengan kepuasan. Liana merengek-rengek sambil lubang sempit najisnya mengemut-ngemut batang konek anak tirinya. Perbuatan spontan Liana itu membuatkan Arif juga tertewas. Batang pembiakannya mengembang dan mencanak semaksimum mungkin, bersedia untuk meledakkan cecair benih yang banyak dan subur ke dalam lubang peranakan ibu tirinya yang ranum dan matang itu
“Uurrhhh…akak…saya dah nak terpancut lagi….tak dapat tahan lagi ni…AARRGGHH..!! jerit Arif apabila batang koneknya secara tiba-tiba mencanak keras dan memuntahkan lendiran pekat putihnya.
Crroottt…! Crroott..! Croottt..! Pancutan demi pancutan kehangatan cairan benihnya tersemai di serata dataran subur di dalam pantat milik ibu tiri yang matang itu. Namun Liana ternyata masih lagi belum mahu menyerah kalah. Apatah lagi puncak kelazatan kelaminnya sendiri baru dirasai sekali sahaja.
“Akak belum puas lagi….Akak nak lagi batang Arif tu..!!” ujar Liana.

“Aarrghh…aduhh…kak…Arif dah betul-betul tak larat dah ni…” rayu Arif kelesuan yang amat sangat.
Liana buat tidak peduli dengan rayuan Arif. Tubuh Arif yang letih longlai itu di tolaknya sehingga tubuh muda remaja itu kembali terlentang di atas tilam bujangnya. Liana kembali memanjat tubuh longlai Arif dan kembali mencangkung di atas kelangkang anak tirinya itu. Tangan kanan Liana pantas mengenggam batang konek Arif yang sudah agak kendur itu lalu mengocok-ngocok daging jantan budak lelaki remaja itu.
“Yeearrgghh….aarrhh….aduhh…senak batang saya ni….akak…aaarrggghh…!!” Arif mengerang kesenakan lantaran batang koneknya mula terasa sengal yang amat.
Namun begitu Arif terpaksa bertahan. Tak sampai 5 minit batang koneknya kembali mencanak keras biarpun terasa sengal. Dengan segera Liana yang berada dalam keadaan mencangkung di atas kelangkang Arif mula mengesel-geselkan kepala konek anak tirinya dan kemudian menghempapkan tubuh montoknya rapat ke kelangkang Arif. Konek muda remaja yang masih cetek pengalaman itu terpaksa melanjutkan perjuangannya biarpun telah memancutkan segala muatannya. Ianya terus menikam lubuk kelamin Liana. Terasa ngilu di bahagian hujung kepala. Rengekan lazat dari bibir si Liana kian lantang. Malahan lebih lantang dari bunyi keriutan berkarat katil bujang budak lelaki remaja itu yang terpaksa menampung beban berat pasangan mengawan yang sedang perzinaan haram itu.
Henyakan demi henyakan tubuh Liana yang tak henti-henti itu telah membuatkan wajah Arif berkerut-kerut menahan kesedapan berbaur keperitan. Koneknya terasa amat sedap apabila bersarang di dalam sarung kelamin milik Liana namun pada waktu yang sama kelangkangnya terasa senak dan sengal apabila daging bontot padat ibu tirinya menghempap keras tubuh kurusnya. Hasilnya ialah tenaga muda remaja Arif semakin lama semakin hilang. Nafas Arif semakin sesak mencungap kepenatan yang amat sangat.
“Kak…Liana…Aaarrgghh….Arif dah tak…larat dah…Uurrhhh….sekejap lagi…Arif dah nak…..terpancut air mani…lagi….uuuhhh…” Arif mengerang-erang lemah.
Mendengar rintihan lemah Arif, Liana menghempapkan daging bontotnya yang padat buat kali terakhir dan serapat yang mungkin sehingga kepala batang konek anak tirinya itu mencecah dasar batu meriyannya….Buat kali keduanya konek budak lelaki remaja itu gagal bertahan lagi. Lantaran itu Arif sekali lagi melepaskan pancutan demi pancutan air maninya yang likat itu. Crroott..! Croott..! Creettt..! Sekali lagi jugalah kesuburan dataran bunting Liana itu dicurahi semburan lendiran benih baka yang serba panas dan segar.
"Aarrggh…Arif….uurrhh….." akhirnya Liana sendiri pun tidak lagi mampu meneruskan perjuangan berahinya. Dia tertewas di dalam terjahan badai kepuasan.
Liana mengerang panjang sambil tubuhnya menjadi kejang seketika. Lubang peranakannya mengemut-ngemut saki baki air mani berlendir Arif dalam usahanya memerah kemuncak kenikmatan perzianaan yang maha ganas itu. Akhirnya tubuh berpengalamannya longlai kehilangan tenaga lantas menyembam jatuh menimpa tubuh kurus remaja anak tirinya.
“Aarrhh…aarrhh…akak…puas, Arif. Batang konek Arif memang hebat….aarrhh…” rengek Liana keletihan yang amat sangat.

“Uuurrh….aahhh…lubang pantat akak pun hebat…Arif cukup puas…sebab dapat buntingkan lubang peranakan akak…aarrhh…” balas Arif sebelum terlentuk lesu.
Dengan raut wajah yang penuh kepuasan, Liana terdampar kelesuan di atas tubuh budak lelaki remaja itu. Tidak sampai 3 minit kemudian, kedua-dua manusia yang baru mengalami perzinaan yang maha hebat itu terlena keletihan di atas tilam bujang yang serba sempit itu.

Kelihatan sepasang mata tua mengintai aksi perzinaan yang baru sahaja selesai disebalik daun pintu bilik yang tidak tertutup rapat. Tangan tua milik susuk tubuh tersebut mengigil-gigil mengenggam menahan marah.

“Sampai hati…..” bisik hati Pak Daud dengan penuh kebencian dan kesedihan.
“Aku tahu yang tubuh tua aku ni tak kuat seperti dulu…tetapi kenapa anak lelaki aku yang kau goda…?” ujar Pak Daud perlahan.
Dengan matanya yang mula berkaca-kaca, Pak Daud berjalan perlahan-lahan menuju ke dapur. Sebaik sahaja tiba di dapur, tangan tuanya menarik laci kabinet dapur dan mencapai keluar sebilah pisau pemotong daging berukuran 15” inci. Kemudian seperti orang yang terpukau, Pak Daud berpaling dan mengorak langkahnya perlahan-lahan menuju bilik bujang anak lelakinya, Arif. Pisau pemotong daging itu digenggamnya erat-erat……….






Agent Judi Online Terpecaya
Ayo Buruan Gabung bersama kami
SMS        : +85512337250
BBM        :  26567C1F
WE CHAT    : POKERMANIA88
WHATSAPP   : POKERMANIA88
YM         : cs_pokermania88

daftar dan menangkan hadiah JackPot Di Agent kami!!!!!

Jumat, 20 November 2015

Bercinta dengan sekertaris

 Pokermania88.com awal bln. sealu menghidangkan pagi yang indah. saat laporan bertumpuk-tumpuk sudah melalui, mana kantong juga masih tetap tidak tipis. dunia sudah melayaniku dengan sangatlah memuaskan serta merubahku dari seseorang lelaki kampung yang lugu jadi raja kecil di suatu corporate terkenal.

kantorku ada di sudirman plaza, lantai belasan. dengan ruangan di pojokan serta view penuh ke arah jalanan. pagi hari mataku dibilas oleh hilir mudik paha yang mulus serta dada penuh wanita wanita karier yang terpampang di lensa teropong kecilku. basic wanita, senantiasa mau dikagumi. serta saya tidak malu untuk mengaku apabila senantiasa saya kagum pada mereka. serta pasti nikmati juga. dengan teropongku. serta dengan yang lain juga.

perusahaan finance tempat saya hidup tidaklah yang paling besar di antara beberapa ribu perudahaan yang sama yang ada di jakarta. tetapi terang bukanlah yang paling kecil, lantaran perusahaan ini sudah sepakat membayarku dengan upah yang.. hmm lumayan. walau karenanya saya mesti menyerahkan semuanya. semua waktuku, meninggalkan hobbyku, sahabatku, seluruhnya. serta menukarnya dengan jutaan digit angka angka yang mengaduk aduk otakku, bahkan juga mengganggu mimpiku dengan mimpi menakutkan, mimpi jorok bahkan juga sangatlah menjijikkan.

karenanya saya senantiasa terasa untuk mesti mempunyai suatu hal aktivitas yang dapat meredakan desakan ini. serta lantaran terang waktuku sudah dibeli lunas perusahaan sialan ini ya saya memindahkan aktivitas ini ke kantorku saja.

awalannya searching website porno memuaskan saya. lantas tak akan. mendatangkan website narasi panas cukup menghibur. lantas tak terlampau lagi. jadi harus saya menghidangkan pertandingan seru pas di meja kerjaku. serta siapa lagi bintang intinya bila bukanlah saya. serta sudah pasti salah seseorang anak buah kesayanganku, yanti. seseorang sarjana ekonomi, fresh graduate, dari kota yang sama, yang sama tejebaknya di kota penuh nafsu ini.

awalannya asal usul yang sama bikin kami terasa lebih istimewa di banding dengan rekan yang lain. saya bikin kesempatan untuk jadi lebih dekat. lantas beban pekerjaan yang sama. bikin kami makin dekat. namun terang buatku untuk berpacaran tidaklah satu pilihan. saya tidak mau terikat.

dahulu saya terasa rambutnya yang panjang serta senantiasa harum itu demikian menarik. saya katakan itu padanya serta kami jadi makin dekat. lantas saya juga terasa matanya yaitu mata terindah yang pernah saya jumpai. saya juga katakan itu serta kami juga makin dekat. paling akhir saya mulai terasa bila dadanya yang tengah sedang saja tersebut yang paling indah didunia, juga pantat yang menonjol dibawah pinggang yang ramping itu. terlebih bila ke bawah lagi, pahanya putih mulus lus lus hingga kaki terbalut sepatu hak tinggi itu yaitu daya tarik yang tidak bisa kutahan lagi. namun ini tak saya katakan.

saya tersenyum sendiri. hirup kopi. lantas mencapai suatu laporan di mejaku.
sebagian waktu mataku terpaku pada angka angka yang ada di suatu neraca balance. otakku berputar juga sebagai mesin kalkulasi termahal di dunia. lantas saya menarik rangkuman serta tersenyum. tidak ada permasalahan. saya senantiasa tersenyum apabila tidak ada permasalahan.

namun terkadang angka angka yang banyak bisa memancing libidoku. seperti kesempatan ini. terlebih waktu saya saksikan paraf di sudut yang menyebutkan bila penyusun laporan ini yanti. otakku membuat suatu bayangan jejeran angka-angka dengan latar belakang yanti, tanpa ada busana serta meiuk liuk menarikan suatu hal yang erotis.

kuraih telfon. tat tit tut tat tit tut.
'halo... '
'yanti.. '
nada diseberang menyahut lembut.
'aku telah baca portfolio client kita diutara.. '
nada merdu kembali bergumam akrab, diisi penjelasan serta sedikit gurau. dia memanglah tak pernah canggung menghadapiku. pengakuannya saya sudah dia anggap juga sebagai saudara tuanya sendiri. serta pengakuanku saya menganggapnya juga sebagai korban yang mungkin. sudah pasti cukup pernyataan dalam hati.
'udah anda ke sini saja terangin segera. saya tidak nyambung. '
ceklek. telfon kututup. kesempatan kubuka.

tak lama menungu si sintal itu datang. blazer tanpa ada dalaman bikin saya terkesiap. juga milikku. da di du dia menerangkan ini itu sembari duduk didepanku. mataku berusaha keras, sebentar ke angka angka, sebentar ke berwajah agar dia tankap keseriusanku, sebentar ke belahan dadanya. shit, misal saya dapat beralih jadi nyamuk serta terjepit di tengahnya. da di du, ia selalu menerangkan.

saya menghela nafas, tunjukkan ketidaknyamanan atas keterangannya serta posisi duduk kami.
'udah, cobalah anda ke samping sini, terangkan lagi, tidak enak ngeliat huruf terbalik. '

dia beranjak, lantas pidah ke sampingku. bagiku gerakannya seperti potongan film bioskop dalam gerak lambat melingkari meja besar milikku serta berdiri disampingku. lantas merunduk. badan kami demikian dekat. lantas... da di di du, kembali dia menyerocos menerangkan laporan tanpa ada permasalahan itu. sembari memainkan kata oh ini, oh itu, tangan kananku hinggap di pinggulnya. tak tahu dia sadar ata tak, yang pasti yanti diam saja.

Pokermania88.com 

cerocosannya perihal angka angka itu seperti background music yang indah bagiku serta narasi intinya yaitu gerakan tanganku yang mulai meremas, serta meraba lokasi pinggul indah itu.

yanti tiba tiba diam.
'pak... ', protesnya. sembari mendelik.
'sst... ', kataku sembari tersenyum serta sembari meremas. kesempatan ini agak ke bawah.
'pak, saya tak sukai... '
hmmmp, kuraih pundaknya yang rendah lantaran merunduk, kutarik serta kujejali mulutnya dengan lidahku yang mendidih. dia menampik. lumrah. namanya juga pembukaan.
waktu rongga mulutku dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik.
'jangan pak.. '
saya tidak perduli. pegangan tangan kiriku di rambutnya kupererat menghindar leher jenjangnya menjauh dari bibirku yang lapar. tangan kananku membersihkan punggungnya, pantatnya juga pahanya. lantas kubisikkan.
'aku sayang anda yan', sudah pasti itu gombal, 'sangat sayang'.
bagiku sayang itu berarti tidak keberatan bila keluarkan demikian ruiah untuk makan, nonton plus plus, asal saya bisa yang lain. hi hi hi. basic.

tak tahu bagaimanakah detailnya, namun saya rasa pergantian itu berjalan cuma sebagian menit. serta saat ini kami sudah sama-sama berpagutan. bibir kami keluarkan jurus jurus andalan serta terakhir seakan sama-sama berupaya untuk menaklukkan. serta tanganku... saya tidak intat sudah kemana sajakah. yang pasti pantat itu saat ini kuremas tanpa ada terhambat lagi oleh rok span warna kelabu kepunyaannya.

rok itu sudah terungkap serta saat ini tanganku menyusup dalam celana dalamnya yang sialan ketatnya. yanti mendesah, lehernya basah oleh liurku yang menyapu panas. matanya terpejam penuh penghayatan. saya tidak tahu mengapa wanita yang terpejam dengan mulut menganga senantiasa bikin diriku kejang kepanasan.

kubalikkan badannya. saat ini dia merunduk bertumpu pada meka kerjaku. tanganku menyusup pada blazernya. keduanya. meremas payudaranya yang sudah mengeras kenyal. dia mendesah.
kutekan keras keras milikku ke belahan pinggulnya. serta kurapatkan dadaku ke punggungnya. merasa dia bergerak gerak, pinggulnya menghimpit nekan milikku serta kami sama-sama bergesekan.

kulepas satu untuk satu kancing blazernya dengan tangan kiri. berniat, makin susah makin indah. dia melenguh. tangan kananku membuka rok depannya serta meletakkan jariku berputar putar lembut di kemaluannya.

kubiarkan sebagian waktu seperti itu. kami sama-sama berpagutan dalam posisi susah. dia membelakangi saya. tangan kiriku bebas mempunyai dadanya yang terbuka. blazernya sudah turun 1/2 serta menghidangkan punggungnya untuk kusapu bersih dengan lidahku yang panas membara. tangan kananku menelusup dalam di rongga itu. ada bunyi kecipak kecil di sana.

nafasnya memburu deras. tangan kirinya bertumpu di meja serta tangan kanannya menjambak rambutku. badannya masih tetap meliuk liuk penuh sensasi. kami berpagutan lagi. lama. pinggulnya berputar putar. ooh, indah sekali terasa.

lalu kulepaskan seluruhnya tanganku serta kubuka celanaku dengan tergesa. dia masih tetap diposisi awal mulanya. lihat keluarnya kemaluanku dari sarangnya dengan sorot mata sayu. kupelorotkan celana dalamnya serta menunjukkan hamburger merah dalam posisi vertikal itu sudah siap disikat.

kutuntun si hitam kebibir bawahnya. dia mendesah. menyampaikan suatu hal. saya tidak mendengar lantaran full konsentrasi dengan pekerjaan ini. dengan menahan nafas, kumasukkan perlahan-lahan milikku ke milikknya. dia mengerang tertahan. badannya merebah ke depan memudahkan prosesi ini.

saya mengerang. dia mengerang. serta kami sama-sama mengeliat menahan kesenangan ini. berwajah tersandar pada meja kerja. matanya terpejam serta bibirnya merekah merintih dengan nafas yang ditahan tahan. saya meningkatkan pinggul serta pinggangku dengan keras. kecepatan penuh.

nada kecipak makin keras. agar saja. toh pintu tertutup rapat. nada kami terang tidak bakalan terdengar tertimpa nada musik standard gedung yang mengalun di tiap-tiap ruang.

kuremas keras buah dadanya. kujilat punggungnya, kugigit pundaknya kkuhisap telinganya. saya nikmati tiap-tiap hentakan pinggulku yang menancapkan milikku pada titik terdalam dengan kecepatan optimal.

dia melenguh. terkadang kepalanya bergeleng ke sana kemari. matanya terpejam erat, bibirnya terbuka menyemburkan nafasnya yang tersengal sengal keras. tangannya menempel di permukaan meja. jari kanannya meremas pinggir meja menonjolkan urat-urat kecil di permukaan lengannya. pinggulnya menyentak nyentak ikuti gerakan pinggangku.

merasa panas di semua dadaku. gelombang kesenangan bertalu talu turun dari atas badan ke titik dibawah kemaluanku. rabaanku ke punggungnya, remasanku di payudara kenyal itu, genggamanku di pinggulnya serta gesekan telapak tanganku di pahanya menyebabkan sensasi yang menguatkan gelombang kesenangan itu.

di berteriak kecil. berkali kali. badannya meliuk seperti busur. mukanya menengadah keatas dengan mulut terbuka penuh. lututnya melonjak lonjak kecil mengarahkan kepunyaannya menyambut seranganku. dirasakannya perutnya seperti diaduk aduk. serta dunia merasa seakan gelap berbintang bintang.

kami bergumul makin liar. lonjakan lonjakan kami makin tidak termonitor. gelombang itu tidak bisa kutahan lagi. merasa panas seakan ada diubun ubun. lantas kurengkuh badannya dengan sangatlah erat. kami sama-sama menempel dengan sangatlah erat. serta yanti berteriak keras. dia orgasme. gelora deras meluncur deras dari semua ujung syaraf serta berkumpul di kemaluannya. tidak kuat lagi ia menahan perasaan itu. kulumat bibirnya yang merasa sangatlah dingin. lantas keluarlah panas yang tidak bisa kutahan itu dari badanku. deras. berkali kali. diiring badanku yang mengejan ngejan kaku.

kami berpelukan lama. melepas ketgangan ini. serta berangsur angsur kembalikan kesadaran kami. ruang yang semula tampak kabur sedikit untuk sedikit jadi terang.
meja, kursi, jejeran cendera mata...

badanku jatuh ke kursi kerja masih tetap dengan nafas yang terengah engah. badan yanti meorot ke lantai karpet. lantas bertumpu di dinding kaca pembatas. tampak badan seksinya dengan dada terbuka memperlihatkan payudara indah itu di sana, blazer yang turun hinga lengan membebaskan semua pundaknya, serta rok yang terungkap di pinggang dan celana dalam yang turun di pergelangan kaki. dia duduk berselonjor bertumpu di dinding, tampak demikian seksi menunjukkan gundukan hitam di pangkal paha dalam backgroun badan jalan raya sudirman yang ramai.

nafasnya masih tetap memburu. matanya memandang milikku sebagian waktu. lantas beralih menatapku. saya tersenyum.

'you're great', kataku.
'gila', cetusnya sembari tersenyum simpul serta melengos ke arah lain, malu malu. dia tampak sangatlah cantik dari mulanya.

mataku menyapu dinding ruang sembari berupaya mengatur nafas. tertumbuk saya pada pukul dinding. damm, jam 11 lebih. kami bermain 2 jam an. ditempat gini. jam kerja. hilang ingatan.

sesungguhnya saya mau sekali nambah. namun realistis dong men. ingin mencari mati. lantas kupilih tersenyum sembari membereskan diri.
'kita makan apa siang ini, yan? '

'gila', tuturnya masih tetap dengan jurus yang sama sembari mencapai kotak tissue..






Agent Judi Online Terpecaya
Ayo Buruan Gabung bersama kami
SMS        : +85512337250
BBM        :  26567C1F
WE CHAT    : POKERMANIA88
WHATSAPP   : POKERMANIA88
YM         : cs_pokermania88

daftar dan menangkan hadiah JackPot Di Agent kami!!!!!

Rabu, 18 November 2015

Sexy HOT cindy

Pokermania88.com - Pertemanan akrabku dengan Cindy lantaran ia yaitu cucu dari ibu kostku. Cindy lebih tua 2 th. serta dia anak Surabaya, tengah kuliah di Bandung cuma beda universitas denganku. Yang saya tahu, ke-2 orangtuanya telah pisahlah ranjang sepanjang dua th. (namun tak bercerai) serta Cindy turut tinggal berbarengan neneknya (ibu kostku) saat ia masuk kuliah. Mungkin saja terlampau panjang jika kuceritakan bagaimanakah prosesnya sampai kami berpacaran. Saya mujur mempunyai cewek seperti dia yang berwajah sangatlah cantik (pernah dia ditawarin untuk jadi jenis), semua yang diidamkan pria menempel pada dia. Kulitnya yang putih, hidung bangir, matanya yang indah serta bening, rambut ikal dan badannya yang sexy padat.. Saya juga tidak tahu mengapa ibu kost menerimaku untuk nge-kost dirumahnya walau sebenarnya yang kost di tempat tinggalnya yaitu cewek seluruhnya. Mungkin saja lantaran ngeliat tampangku seperti orang baik-baik kali ya (hehehe) …
narasi seks, narasi dewasa, narasi mesum, narasi ngentot
Pada awal kami berpacaran, Cindy termasuk juga pelit untuk masalah mesra-mesraan. Jangankan untuk berciuman, minta pegang tangannya saja susahnya minta ampun, gak terbayang deh untuk dapat ngentot dia hehehe…! Walau sebenarnya saya termasuk juga orang yang hypersex, serta saya kerapkali lakukan masturbasi untuk melampiaskan nafsu seksku, sampai saat ini. Saya dapat lakukan masturbasi hingga tiga kali satu hari. Setiap saat fantasi serta gairah seksku datang, pasti kulakukan rutinitas jelekku itu. Tak tahu dikamar mandi memakai sabun, sembari nonton VCD porno serta biasanya sembari tiduran telungkup diatas kasur sembari kugesek-gesekkan penisku. Saya rasakan nikmat tiap-tiap orgasme masturbasi. Back to story, mulai sejak saya serta Cindy resmi jadian, baru dua minggu lalu dia ingin kucium pipinya. Itu juga sesudah lewat perbincangan yang panjang, pada akhirnya ia ingin juga kucium pipinya yang mulus itu, serta saya senantiasa mau rasakan serta mengecup lagi mulai sejak waktu itu.
Pokermania88.com 

Sampai disuatu malam, saat saat tunjukkan jam 1/2 sepuluh, saya, Cindy serta Desi (anak kost yang lain) masih tetap asik melihat TV di ruangan tengah. Sesaat ibu kostku dan 3 anak kost yang lain telah pergi tidur. Kami bertiga duduk di atas permadani yang terhampar di ruangan tengah. Desi duduk di depan sesaat saya serta Cindy duduk agak jauh dibelakangnya. Lampu neon yang menyinari ruang senantiasa kami matikan bila tengah melihat TV. Agar tak silau terkena mata tujuannya. Atau mungkin saja juga untuk menghemat listrik. Yang pasti, sinar dari TV agak demikian samar serta remang-remang. Desi masih tetap asik melihat serta Ci ndy yang disampingku waktu itu cuma kenakan kaos ketat serta rok mini matanya masih tetap konsen melihat film itu. Sesekali waktu pandangan Desi tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Cindy. Tak tahu Cindy terlampau memerhatikan film sampai tangannya tak menepis waktu tanganku memeluk badannya yang padat. Dia jadi memegang rambutku, serta membiarkan kepalaku bertumpu di pundaknya. Kadang-kadang jika cocok iklan, Cindy pura-pura menepiskan tanganku supaya perbuatanku tak dipandang Desi. Serta waktu film diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali.

“I love you, honey…. ” Bisikku di telinganya.
Cindy melihat ke arahku serta tanpa ada sepengetahuan Desi, ia mendaratkan ciumannya ke pipiku. Oh my God, baru pertama kalinya saya di cium seseorang cewek, tanpa ada saya minta juga. Kondisi seperti ini mendadak bikin pikiranku jadi ngeres terlebih waktu Cindy meremas tanganku yang waktu itu masih tetap melingkar di pinggangnya, da n matanya yang sayu sepintas melihat ke arah Desi yang masih tetap nongkrong di depan TV. Aman, pikirku. Terlebih ditambah ruang yang cuma memercayakan dari sinar Tv, jadi sesekali tanganku meremas payudara Cindy. Cindy menggelinjang, sesekali menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, sampai waktu tangan kiriku masuk ke daster sisi bawah yang agak terbuka dari tadi, sekalipun tak di ketahui Desi. Mungkin saja ia konsen dengan film, atau mungkin saja juga ia telah ngantuk lantaran kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti orang ketiduran.

Ciumanku saat ini sedikit menggebu-gebu, menelusuri leher Cindy yang putih mulus sesaat tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan-lahan vagina Cindy yang masih tetap terbungkus celana dalam. Ia mendesah serta mukanya mendongak ke atas waktu kurasakan celana dalamnya mulai basah serta hangat. Mungkin saja ia rasakan kesenangan, pikirku. Tanganku yang mulai basah oleh cairan vagina Cindy cepat-cepat kutarik dari dalam roknya, saat mendadak Desi bangkit serta lihat ke arah kami berdua. Kami berlaku seakan tengah konsen nonton juga.
“Aku ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya! ” tutur Desi sembari menyerahkan remote TV pada Cindy.
Desi lalu masuk ke kamarnya serta mengunci pintu dari dalam. Saya yang tadi agak gugup, bersorak girang saat Desi cuma pamitan ingin tidur. Saya pikir dia sekurang-kurangnya tahu perbuatanku dengan Cindy. Dapat mati saya. Cindy yang mulai sejak tadi diam (mungkin saja lantaran gugup juga) matanya saat ini tertuju pada TV. Saya tahu dia juga pura-pura nonton, jadi waktu badannya kupeluk serta bibirnya kucium dia jadi membalas ciumanku.
“Kita janganlah di sini Say, kelak ketahuan…. ” Bisiknya di antara ciuman yang menggebu-gebu.
Selekasnya kubimbing tangan Cindy bangkit, sesudah mematikan TV serta mengunci kamar Cindy, kuajak dia ke kamar samping yang kosong. Di sini tempatnya aman lantaran tiap-tiap yang bakal masuk ke kamar ini mesti melalui pintu belakang atau depan. Jalan kami berjingkat supa ya orang lain yang sudah tertidur tak mendengar beberapa langkah kami atau saat kami buka serta tutup kunci serta pintu kamar tengah dengan perlahan-lahan.

Sesudah kukunci dari dalam serta kunyalakan lampu kamar kuhampiri Cindy yang sudah duduk di pinggir ranjang.
“Aku cinta anda, Cindy….. ” ujarku saat saya sudah duduk disebelahnya.
Mata Cindy menatapku lekat.. Sesaat kulumat bibirnya perlahan-lahan serta Cindy juga membalas bikin lidah kami sama-sama beradu. Nafas kami kembali semakin memburu menahan rangsangan yang semakin menggebu-gebu. Desahan bibirnya yang tidak tebal semakin mengundang birahi serta nafsuku. Kuturunkan ciumanku ke lehernya serta tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah. Saya tahu dia telah terangsang, lantas kulepaskan kaosnya. Payudaranya yang padat diisi ditutupi BH berwarna merah tua. Begitu putih kulitnya, mulus tidak ada cacat. Lalu bibir kami juga berc iuman kembali sesaat tanganku repot melepas tali pengikat BH, serta tidak lama kemudian ke-2 payudaranya yang sudah mengeras itu saat ini tanpa ada ditutupi kain sehelai juga.

Kuusap ke-2 putingnya, serta Cindy juga tersenyum manja.
“Ayo Yan, kerjakanlah…. ” Katanya.
Tidak kusia-siakan peluang ini, serta mulai kujilati payudaranya bertukaran. Sesaat tangan Cindy menolong tanganku melepas baju yang masih tetap kukenakan. Kukecup putingnya sampai dadanya basah mengkilap. Begitu beruntungnya saya dapat nikmati seluruhnya yang ada ditubuhnya. Tangan kananku yang nakal mulai merambah turun masuk ke roknya, serta kugesek-gesekkan pelan di bibir vaginanya. Cindy menggelinjang menahan nikmat, sesekali tangannya juga turut digesek-gesekkan kesekitar vaginanya sendiri.

Bibirnya mendesah menahan kesenangan. Matanya terpejam, Sebentar lalu vaginanya mulai sedit basah. Serta kami juga mulai melepas celana kami semasing sampai badan kami betul-betul polos. Begitu indahnya badan Cindy, terlebih saat kulihat vaginanya yang terselip di antara ke-2 selangkangannya yang putih mulus.
“Wah.. punyamu oke Cindy, Ok’s banget…” ujarku terpana
Demikian mulus memanglah, ditambah dengan bulu-bulu lebat di sekitar sisi sensitifnya.
“Burungmu juga besar serta bertenaga. Saya sukai Yan…. ” Balasnya sembari tangannya mencubit pelan kemaluanku yang telah tegak dari tadi.
“Come on Honey…. ” Pintanya menggoda.

Saya tahu Cindy telah demikian terangsang jadi lalu kusuruh Cindy berbaring diatas kasur. Serta saya baringkan badanku terbalik, kepalaku ada di kakinya serta demikian sebaliknya (posisi 69). Kucium ujung kakinya pelan serta lalu ciumanku menuju rimba lebat yang ada di antara ke-2 selangkangannya. Kukecup pelan bibir vaginanya yang telah basah, kujilat klitorisnya sesaat mulut Cindy repot mengocok-ngocok kemaluanku. Bibir vaginanya yang merah itu kulumat habis tidak tersisa. Ehm, begitu enaknya punyamu Cindy, pikirku. Ciumanku selalu nikmati klitoris Cindy, sampai seputar vaginanya semakin basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya.

Ke-2 jari tanganku saya cobalah masukkan lubang vaginanya serta kurasakan nafas Cindy mendesah pelan saat jariku kutekan keluar masuk.
“Ahh… nikmat Yannn…ahhhh…” erangnya.
Kugesek-gesekkan ke-2 jariku di antara bibir klitorisnya serta Cindy semakin menahan nikmat. Selang 5 menit lalu kuhentikan gesekkan tanganku, serta kulihat Cindy sedikit kecewa saat saya hentikan permainan jariku.
“Jangan sedih Say, saya masih tetap mempunyai permainan yang menarik, okay? ”
“Oke. Saat ini saya yang mengatur permainan ya? ” katanya.
Saya mengangguk. Jujur saja, saya lebih sukai bila cewek yang agresif. Cindy juga bangkit, serta sesaat badanku masih tetap terbaring diatas kasur.
“Aku diatas, anda di bawah, okay? Namun anda janganlah nusuk dahulu ya Say? ”
Tanpa ada menanti jawabanku badan Cindy menindih badanku serta tangan kanannnya menuntun penisku yang sudah berdiri tegak mulai sejak tadi serta blessss……. ah, Cindy terasa bahagia waktu semua penisku menembus vaginanya serta selalu masuk serta masuk menuju lubang kesenangan yang terdalam. Dia mengoyang-goyangkan pantatnya serta sesekali gerakannya memutar, bergerak mundur maju bikin penisku yang tertanam bergerak bebas nikmati ruangan dalam “gua”-nya.

Cindy mendesah setiap saat pantatnya turun naik, rasakan peraduan dua senjata yang sudah tenggelam didalam surga. Tanganku meremas ke-2 payudara Cindy yang tadi selalu menggelayut manja. Rambutnya dilewatkan tergerai didera angin dingin yang terselip di antara kehangatan malam yang kami rasakan sekarang ini. Kubiarkan Cindy selalu nikmati permainan ini. Waktu dia asik dengan permainannya kulingkarkan tanganku dipinggan gnya serta kuangkat tubuhku yang terbaring mulai sejak tadi lalu lidah kami juga beradu kembali.
“Andainya kita selalu berbarengan seperti ini, begitu bahagianya hidupku ini Cindy ” bisikku pelan
“Aku juga, serta ku mengharapkan kita senantiasa berbarengan selama-lamanya.. ”

Sepuluh menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Cindy mulai lemah. Saya tahu bila dia mulai kecapekan serta saya yang mengambil gagasan serangan. Kutekan naik turun pinggangku, sesaat Cindy terus bertahan diam. Serta nada cep-clep-clep… setiap saat penisku keluar masuk vaginanya.
“Ahh terusss Yannnnn…. terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh…. ” cuma kalimat itu yang keluar dari mulut Cindy, serta saya juga semakin menggencarkan seranganku.
Mau kulibas habis seluruhnya yang ada pada vaginanya. Nada ranjang berderit, menaikkan hot permainan yang tengah kami kerjakan. Kutarik badan Cindy tanpa ada melepas penisku yang tengah berlabuh dalam vaginanya serta kusuruh dia berdiri supaya kami lakukan gerakan seks sembari berdiri.
“Kamu mempunyai banyak style ya say? ” tuturnya menggoda.
“Iya dong, untuk kenikmatan anda juga” jawabku sembari mulai menggesek-gesekan pebisku kembali.
“Ahh teruss…terusss……” desah Cindy saat penisku berkali-kali menerobos vaginanya.

Kupeluk badan Cindy erat sesaat jari tangan kirinya membelai lembut bulu-bulu vaginanya, serta sesekali menolong penisku masuk kembali setiap saat lepas. Keringat membasahi badan kami. Lehernya yang mulus kucium pelan, sesaat nafas kami mulai berdegup kencang.
“Yan, keteteran nih, ingin klimaks. Janganlah curang dong…. ”
“Oke, tahan dahulu Cindy” serta kucabut batang penisku yang sudah basah mulai sejak tadi.

Kusuruh Cindy nungging di ranjang, sesaat tanganku mengarahkan penisku yang sudah siap masuk kembali. Serta kumasukkan sedikit untuk sedikit sampai penisku amble s seluruhnya ke surga yang nikmat.
“Ah…tekan Yan…enaaaakkkkk…terusssss Yannn…. ” Erangnya manja setiap saat penisku menari-nari didalam vaginanya.
Tanganku memegang pinggangnya supaya gerakanku teratur serta penisku tak lepas,.
“Ohh…nikmat sekali Yan…. teruss…. terusss……” desahnya.
Begitu enaknya saat-saat seperti ini…dan selalu kuulang sesaat mulut kami mendesah rasakan kesenangan yang teramat sangatlah setiap saat penisku mempermaikan vaginanya.
“Yan…. saya mo keluar nih….. telah ngga tahan…. ahhh…. ahhhh…. ” tutur Cindy mendadak.
“Tahan Cin, saya juga nyaris sampai…. ” saya menekan-nekan penisku semakin cepat, hingga nada ranjang turut berderit cepat.
Serta kurasakan otot-otot penisku mengejang keras serta cairan spermaku berkumpul dalam satu titik.

“Aku keluar saat ini Cin…. ” penisku kucabut dari lubang vaginanya serta Cindypun saat itu juga membalikkan tubuh serta menjulurkan lidahnya, men gocok-ngocok batang penisku yang kemerahan serta waktu kurasakan saya tidak dapat menahan lagi kutaruh penisku di antara ke-2 iris payudaranya serta ke-2 tangan Cindy juga menggesek-gesekkan payudaranya yang menjepit batang kemaluanku dan…. croott…crooottt… spermaku jatuh di sekitar dada serta lehernya Beberapa tumpah di atas sprei. Cindy menjilati penisku bersihkan sisa-sisa spermaku yang masih tetap ada.
“Kamu nyatanya kuat juga Say, saya nyaris tidak berdaya di hadapanmu” kubelai rambut Cindy yang sudak berantakan tidak karuan.
“Aku juga ngga nyangka anda sehebat ini Yan…. ”desahnya manja.

Saat telah tunjukkan 1/2 satu malam Serta sesudah kami istirahat seputar lima belas menit, kami menggunakan baju kami kembali serta membereskan tempat tidur yang telah berantakan. Serta selang beberapa saat kami juga pergi tidur dikamar semasing melepas rasa capek se sudah kami ‘bermain” tadi.

Begitulah kisahku dengan Cindy, sehari-hari kami senantiasa mengerjakannya setiap saat kami mau serta ada peluang. Kami mengerjakannya di kamar samping bila malam hari, kamar kostku, atau bahkan juga dikamar mandi ( mandi bareng sewaktu rumah kost kosong cuma ada kami berdua).

Sampai disuatu hari Cindy mesti geser ke luar kota turut ke-2 orang tuanya yang sudah berbaikan lagi. Saya betul-betul kehilangan dia, serta mau kuterus bersamanya. Pernah sekian kali kususul ke tempatnya yang baru serta kami mengerjakannya berulang-kali di hotel tempat kami bermalam. Tanggal 27 November 1998, mendadak kuterima surat dari Cindy yang menyampaikan kabar bahwa ia bakal menikah dengan orang yang dipilihkan orang tuanya serta saya betul-betul kehilangan dia, saya sungguh sabgat menyukai dia….. Saat ini, setiap saat saya lakukan masturbasi, fantasiku senantiasa melayang mengingat saat-saat terindah kami lakukan jalinan sex pertama kalinya d ikamar samping itu. Mau terasa saya ulangilah saat-saat indah ituâ€..






Agent Judi Online Terpecaya
Ayo Buruan Gabung bersama kami
SMS        : +85512337250
BBM        :  26567C1F
WE CHAT    : POKERMANIA88
WHATSAPP   : POKERMANIA88
YM         : cs_pokermania88

daftar dan menangkan hadiah JackPot Di Agent kami!!!!!
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com